27 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI hingga 26 Januari 2024

0 0
Read Time:6 Minute, 16 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (EIB) mencatat sejumlah perusahaan mengantri dalam proses penawaran umum perdana (IPO). Per 26 Januari 2024, terdapat 8 emiten.

Dana yang berhasil dihimpun dari IPO sebesar Rp 1,36 triliun. Direktur Penilaian IDKS I Gede Nyoman Ietna mengatakan, saat ini terdapat 27 perusahaan yang siap debut di pasar saham.

Dari sisi aset, perusahaan menengah masih mendominasi. Sedangkan secara sektoral sebagian besar berasal dari sektor industri.

“Sampai hari ini, ada 27 perusahaan yang masuk dalam daftar saham IDKS,” kata Nioman kepada wartawan, Sabtu (20/1/2024).

Mengacu pada POJK n. 53/POJK.04/2017, terdapat 6 perusahaan dengan aset besar melebihi Rp 250 miliar. Jadi 19 perusahaan dengan rata-rata aset antara Rp50 hingga 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektor saham adalah sebagai berikut:

• 2 perusahaan di bidang bahan baku

• 6 perusahaan di sektor konsumsi siklis

• 3 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 1 perusahaan di bidang energi

• 0 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan di sektor kesehatan

• 7 perusahaan di sektor industri

• 1 perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan di bidang real estate dan real estate

• 5 perusahaan di bidang teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (EIB) menargetkan sekitar 62 saham baru yang akan dicatatkan melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO saham tahun depan, 61 atau 62,” kata Direktur IDKS Iman Rahman, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa sudah menyiapkan setidaknya separuh dari target IPO yang direncanakan, yakni 30 perusahaan. Mengacu pada POJK n. 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset besar melebihi Rp 250 miliar. Jadi 19 perusahaan dengan rata-rata aset antara Rp50 hingga 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan di bidang bahan baku

• 6 perusahaan di sektor konsumsi siklis

• 4 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan di bidang energi

• 0 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan di sektor kesehatan

• 5 perusahaan di sektor industri

• 3 perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan di bidang real estate dan real estate

• 5 perusahaan di bidang teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang, dan sukuk (EBUS), serta right issue sebanyak 230 pencatatan pada tahun 2024.

Sasaran tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pendaftaran, namun jauh lebih rendah dibandingkan hasil yang dicapai pada akhir tahun lalu yang mencapai 385 pendaftaran pada 27 Desember 2023.

Lebih lanjut, EIB menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan meluncurkan sarana investasi Single Equity Futures (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan hasil impresif di tahun 2023. Salah satunya, bursa mencatatkan jumlah perusahaan IPO tertinggi keenam di dunia dengan 79 emiten baru.

“Dari jumlah IPO di Indonesia tahun 2023, terdapat 79 emiten yang merupakan 6% dari total IPO global, menduduki peringkat 6 dunia,” kata Direktur BEI Iman Rahman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu. (30/12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Peringkat Indonesia berada tepat di bawah Tokyo Stock Exchange dengan 86 IPO atau setara dengan 7% IPO global.

Di urutan pertama adalah Bursa Efek India dengan 220 IPO atau setara dengan 17% dari total IPO, disusul oleh Shenzhen dengan 129 IPO atau 10% dari total jumlah IPO atau setara dengan 8% dari total global. IPO, dan Shanghai dengan 86 IPO, terhitung 8% dari total IPO global.

Sementara dari sisi dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati peringkat ke-9 dengan perolehan $3,6 miliar. Hasil ini setara dengan 3% dari total dana IPO global yang mencapai $123,3 miliar.

Selama tahun 2023, pencatatan saham baru di BEI meliputi 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP dan 182 waran terstruktur dengan total saham yang dihimpun sebesar Rp54,14 triliun dan obligasi Rp127 triliun.

“Pencatatan baru 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan pencapaian terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Iman.

Hingga saat ini, jumlah perusahaan yang tercatat di IDKS mencapai 903 emiten. Sejak awal tahun angka ini meningkat sebesar 9,3%. Di kawasan Asena menempati posisi kedua terbesar setelah bursa Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1% sejak awal tahun.

Diberitakan sebelumnya, Mandiri Sekuritas optimis pasar modal Indonesia akan terus bergairah di tahun 2024. CEO Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana memperkirakan perusahaan akan ramai melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada semester kedua tahun depan.

Oki mencermati dengan mempertimbangkan kondisi pasar. Perlu diingat, tahun depan setidaknya ada dua sentimen penting yang menjadi perhatian pasar, seperti pemilihan umum (election) dan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

“Tetapi ada juga yang benar-benar mendorong IPO lebih awal.” “Tapi biasanya (kebanyakan) pertengahan tahun,” kata Oki dalam Media Gathering di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Sebelum memutuskan debut, perusahaan akan mempertimbangkan fundamental perusahaan dan pendorong pertumbuhannya terlebih dahulu. Menurut Oki, jika suatu perusahaan memiliki faktor pertumbuhan yang baik maka akan lebih kondusif untuk melakukan IPO. Dengan asumsi IPO terjadi pertengahan tahun, maka calon emiten akan menyampaikan laporan keuangan tahunannya atau yang berakhir pada 30 Desember.

“Jadi kita lihat faktor pertumbuhannya, kalau tidak ada faktor pertumbuhan pasti tidak laku,” tambah Oki.

Merujuk laman e-ipo, saat ini terdapat tujuh perusahaan yang memasuki masa penawaran perdana atau book building dan diperkirakan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (EIB) pada tahun 2024.

Emiten potensial antara lain PT Multi Spunindo Jaia Tbk, PT Samcro Hiosung Adivisata Tbk, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, PT Manggung Polahraia Tbk, dan PT Asri Tb Karia. Cahia Putri Abdi Rabbi.

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (EIB) menargetkan penawaran umum perdana (IPO) besar-besaran atau IPO jumbo pada tahun 2024.

Direktur Penilaian Korporasi EIB I Gede Njoman Jetna mengatakan, pihaknya selalu melirik IPO jumbo, minimal tiga perusahaan dengan kapitalisasi pasar Rp 15 triliun dan free float 15%.

“Kami selalu bidik minimal 3, termasuk beacon, kapitalisasi pasar Rp 15 triliun dari pergerakan relatif bebas 15%,” kata Nioman saat ditemui di IDKS, dikutip Selasa (28/11/2023).

Sayangnya, pihaknya tak merinci lebih jauh mengenai IPO Jumbo 2024 ini. Seperti diberitakan sebelumnya, IDKS optimistis penggalangan dana pasar modal bisa mencapai target pada tahun depan, yakni 62 perusahaan akan mencatatkan sahamnya di bursa.

Oleh karena itu, IDKS berharap seluruh tujuan tersebut dapat tercapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada emiten dan calon emiten.

Seperti diketahui, EIB saat ini melakukan kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosial, pertemuan tatap muka, dan lokakarya yang sebagian besar biasanya dilaksanakan secara virtual melalui media online. Pertukaran ini juga akan terus secara aktif menarik perusahaan-perusahaan baru yang terdaftar dari sektor ekonomi baru, start-up dan energi terbarukan.

Hingga 24 November 2023, terdapat 77 perusahaan yang mengeksekusi saham di IDKS. Dana yang dihimpun dari IPO 77 emiten mencapai Rp 53,84 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan IDKS I Gede Nioman Ietna mengatakan, saat ini terdapat 26 perusahaan yang masuk dalam daftar saham IDKS. Dari sisi aset, perusahaan menengah masih mendominasi.

“Sampai hari ini, tercatat ada 26 perusahaan yang terdaftar di BEI,” kata Nioman kepada wartawan, Jumat, 24 November 2023.

Merujuk pada POJK n. 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset besar melebihi Rp 250 miliar. Jadi 15 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 hingga 250 miliar dan satu perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp50 miliar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto