designsuperstars.net – Bek utama tim Indonesia Pratama Arhan disarankan netizen untuk meninggalkan Tokyo Verdi karena tak punya menit bermain.
Pasalnya pada laga pekan ke-41 J2 League 2022, Pratama Arhan tidak mendapat kesempatan bermain lagi saat Tokyo Verdi merayakan kemenangannya atas Albirex Niigata.
Padahal, kompetisi J2 League 2022 masih memasuki dua pekan terakhir. Namun staf pelatih tak memberikan kesempatan kepada Pratama Arhan untuk bersaing dengan Tokyo Verdi.
Hingga saat ini, mantan pemain PSIS Semarang itu baru mendapat satu kesempatan bermain untuk Tokyo Verdi di J2 League 2022.
Momen tersebut terjadi saat Arhan menjadi starter pada laga melawan Tochigi SC pada pekan ke-25 J2 League 2022. Namun, dia dikeluarkan dari permainan pada awal babak kedua.
Sejak saat itu, Arhan tidak mendapat kesempatan tampil bersama Tokyo Verdy. Bahkan, namanya tak pernah muncul di skuad yang datang ke laga tersebut. Pratama Arhan melakukan debutnya untuk Tokyo Verdi pada J2 League 2022 melawan Tochigi SC di Stadion Kanseki Tochigi, Rabu (6 Juli 2022). [Tokyo Verdi]
Minimnya peluang yang didapat Pratama Arhan di J2 League bersama Tokyo Verdi membuat pemain asal Indonesia ini segera hengkang dari tim.
Berikut designsuperstars.net hadirkan tiga alasan Pratama Arhan terpaksa segera meninggalkan Tokyo Verdi.
1. Dampak negatif dari minimalnya jumlah menit bermain.
Rekor satu pertandingan berdurasi 45 menit ini merupakan rekor yang sangat kecil bagi Pratama Arhan selama menjabat di Tokyo Verdi.
Pratama Arhan, kini berusia 20 tahun, tentu mendapat waktu sebanyak mungkin untuk mengasah dan mengembangkan kemampuannya.
Jika Arkhan tidak pernah mendapat kesempatan bermain, maka ia akan kesulitan meningkatkan level permainannya.
2. Alat promosi saja
Prathama Arhan, seorang pemain sepak bola profesional, membutuhkan kesempatan bermain. Perlu dipercaya untuk berkontribusi secara teknis dan bukan sekedar alat promosi.
Hingga saat ini Pratama Arkhan hanya memanfaatkan manajemen Tokyo Verdy untuk keperluan pemasaran dan sponsorship. Aspek ini sangat penting bagi klub.
Namun jika hanya menjadikan pemain sebagai alat promosi tanpa mempertimbangkan kebutuhan teknisnya, maka sudah saatnya Arkhan hengkang dari Tokyo Verdi.
3. Karir mandek dan terhenti
Jika Pratama Arhan tetap bertahan di Tokyo Verdi dan tak pernah mendapat kesempatan bermain, karier pemain asal Blora, Jawa Tengah itu dikhawatirkan bakal terhenti.
Pasalnya Pratama Arhaan membutuhkan kesempatan bermain sebanyak-banyaknya agar bisa membuktikan bakat dan kemampuannya di lapangan.
Jika mantan pemain PSIS Semarang ini tak mampu bermain, maka ia akan kesulitan melanjutkan kariernya ke level yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, meninggalkan Tokyo Verdi merupakan keputusan terbaik bagi Pratama Archana untuk terus mengembangkan karirnya di masa depan.
Rekan penulis: Mukh Adif Setyawan