Rupiah Tembus 16.400 per Dolar AS, Sri Mulyani Sebut Imbas The Fed Pertahankan Suku Bunga

0 0
Read Time:4 Minute, 29 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Menteri Keuangan (MENKU) Mulyani Indrawati berspekulasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah akibat kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve (Fed) yang tidak menurunkan suku bunga acuan. kecepatan. .

“Secara global, kini semakin banyak bukti bahwa penurunan suku bunga federal tidak sesuai ekspektasi pasar,” kata Muliani dalam konferensi pers APBN Juni 2024 secara virtual di Jakarta, Kamis (27/6). ). /2024).

Akibat situasi tersebut, dolar AS menguat terhadap mata uang dunia lainnya terhadap rupee. Pasalnya, investor menilai investasi dolar AS masih menguntungkan di era tingginya suku bunga yang didukung The Fed.

“Dalam hal ini pasar mengharapkan penurunan (suku bunga) 4-5 kali lipat pada tahun ini. Namun tampaknya masih stabil di angka 5,5 dan belum ada indikasi akan turun dalam waktu dekat,” ujarnya.

Pak Mulyani mengatakan, nilai tukar rupee turun menjadi Rp 16.431 pada akhir Mei 2024. Nilai tukar rupee melemah 6,58 persen secara year-to-date atau year-to-date (YTD) terhadap indeks dolar AS. 

“Mata uang termasuk rupee sudah terdepresiasi 6,58 persen sejak awal tahun,” ujarnya.

Namun, dia mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang Brasil. Bahkan, nilai tukar mata uang Garuda juga dinilai lebih kuat dibandingkan mata uang yen Jepang.

“Beberapa negara berkembang lainnya seperti Brazil mengalami penurunan yang sangat dalam, atau jika mengikuti Jepang mengalami penurunan yang sangat dalam,” ujarnya.

 

Wartawan: Sulaiman

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, rupee dibuka melemah pada perdagangan Kamis terhadap dolar AS. Rupee kemungkinan masih tertekan dan menyentuh level sekitar 16.500 terhadap dolar AS.   

Pada awal perdagangan Kamis (27/06/2024), rupee melemah 8 poin atau 0,05 persen menjadi 16.421 per dolar AS dari sebelumnya 16.413 per dolar AS.

Rupiah dibuka melemah di tengah antisipasi rilis perkiraan akhir data produk domestik bruto (PDB) bank sentral AS untuk kuartal pertama tahun 2024, jelas Joshua Pardede, kepala ekonom di Banco Permata.

Selain mempertimbangkan pelemahan yen Jepang, pelaku pasar juga menunggu rilis data ekonomi AS yaitu perkiraan akhir PDB kuartal I 2024 dan jumlah klaim pengangguran pada hari ini, ujarnya, dikutip Antara.

Penurunan yen Jepang dipengaruhi oleh berlanjutnya kekhawatiran mengenai perbedaan suku bunga antara Jepang dan negara lain. Pelemahan yen Jepang juga dipengaruhi oleh tren pelemahan yuan Tiongkok selama lima hari terakhir.

Mengingat pergerakan yen Jepang, investor khawatir Kementerian Keuangan Jepang akan melakukan intervensi signifikan pada sesi hari ini.

Sementara di pasar domestik, obligasi pemerintah Indonesia diperdagangkan beragam pada Rabu 26 Juni 2024 seiring pelemahan rupiah.

Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp 18,58 triliun, turun dari Rp 38,40 triliun pada Selasa (25 Juni).

Joshua memperkirakan rupee akan diperdagangkan pada kisaran 16.375 hingga 16.475 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

 

 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah tetap terjaga sesuai komitmen kebijakannya. Meski demikian, BI juga meyakini rupee masih akan menghadapi pelemahan pada Juni 2024.

“Nilai tukar rupee pada Juni 2024 (per 19 Juni 2024) tetap tidak berubah meski terdepresiasi sebesar 0,70% (ptp) setelah pada Mei 2024 menguat sebesar 0,06% (ptp) terhadap nilai tukar akhir bulan lalu,” kata dia. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio mengatakan pada konferensi pers RDG pada Juni 2024, Kamis Tayang pada (20/06/2024).

Gubernur Perry menjelaskan pelemahan nilai tukar rupee terkait dengan tingginya ketidakpastian di pasar global, khususnya ketidakpastian arah pemotongan FFR, penguatan dolar AS secara luas, dan tensi geopolitik yang masih tinggi.

Sementara itu, dari dalam negeri, rupee mengalami tekanan akibat meningkatnya permintaan valas korporasi, penarikan dividen, serta persepsi kekuatan fiskal ke depan.

“Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah melemah menjadi 5,92% dari level akhir Desember 2023, dibandingkan penurunan sebesar 6,78% pada won Korea, baht Thailand, peso Meksiko, real Brasil, dan yen Jepang,6 yang lebih kecil 92%, 7,89%, 10,63%, dan 10,78%,” jelas Perry.

 

 

 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah tetap stabil sejalan dengan komitmen kebijakannya. Meski demikian, BI juga meyakini rupee masih akan menghadapi pelemahan pada Juni 2024.

“Nilai tukar Rupee Juni 2024 (per 19 Juni 2024) tidak berubah meski terdepresiasi sebesar 0,70% (ptp) setelah pada Mei 2024 menguat sebesar 0,06% (ptp) terhadap kurs akhir bulan sebelumnya. kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio dalam jumpa pers RDG Juni 2024 yang disiarkan Kamis (20/06/2024).

Gubernur Perry menjelaskan pelemahan nilai tukar rupee dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian di pasar global, khususnya terkait ketidakpastian arah pemotongan FFR, penguatan dolar AS secara luas, dan tensi geopolitik yang masih tinggi.

Sementara itu, dari sisi domestik, meningkatnya permintaan valuta asing dari korporasi, penarikan dividen, serta persepsi kekuatan fiskal ke depan juga membebani rupee.

“Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah melemah menjadi 5,92% dari level akhir Desember 2023, dibandingkan penurunan sebesar 6,78% pada won Korea, baht Thailand, peso Meksiko, real Brasil, dan yen Jepang,6 yang lebih kecil 92%, 7,89%, 10,63%, dan 10,78%,” jelas Perry.

Dengan komitmen berkelanjutan Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah dan didukung oleh aliran masuk modal asing, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik, nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus bergerak maju di masa depan.

Perry juga meyakinkan, pihaknya akan terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk memperkuat intervensi di pasar valas dan memperkuat strategi operasi mata uang yang pro pasar melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI

Bank Indonesia memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung penerapan instrumen alokasi devisa ekspor sumber daya alam (DHE SDA) sesuai PC No 36 Tahun 2023, imbuhnya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto