Piramida Gunung Padang Diklaim Dibangun Bukan oleh Manusia?

0 0
Read Time:1 Minute, 35 Second

GARUT – Piramida Bertingkat Djoser di Mesir telah resmi masuk dalam Guinness Book of Records sebagai piramida tertua di dunia (sekitar 2630 SM). Namun sebuah makalah akademis menyatakan bahwa lapisan piramida Gunung Padang di Indonesia berasal dari tahun 25.000 SM. C., namun sejak itu muncul keraguan apakah struktur tersebut pernah dibuat oleh manusia.

Tulis para akademisi dalam penelitian yang dipimpin Danny Hilman Natavijaja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan diterbitkan dalam jurnal Archaeological Prospection.

“Inti piramida terbuat dari lava andesit yang masif dan diukir dengan cermat, dan elemen bangunan tertua piramida mungkin berasal dari gundukan lava alami sebelum diukir dan ditutup secara arsitektural.”

Mereka menulis: “Studi ini mengungkap seni dinding canggih yang berasal dari Zaman Es terakhir. Temuan ini menantang kepercayaan umum bahwa peradaban manusia dan perkembangan teknik bangunan canggih hanya muncul dengan munculnya pertanian sekitar 11.000 tahun yang lalu.

“Bukti dari Gunung Padang dan situs lain, seperti Gobekli Tepe [di Turki], menunjukkan bahwa praktik pembangunan yang maju sudah ada sebelum munculnya pertanian.”

Para akademisi juga berpendapat bahwa para pembangun “pasti memiliki keterampilan khusus untuk membuat batu bata”, namun seorang arkeolog Inggris mempertanyakan dokumen tersebut, dengan mengatakan bahwa dia “terkejut bahwa [kertas tersebut] dicetak sebagaimana adanya”.

Flint Dibble dari Universitas Cardiff mengatakan kepada Nature bahwa tidak ada bukti jelas bahwa lapisan kuburan tersebut dibuat oleh manusia.

“Bahan yang berpindah melalui gunung secara umum konsisten,” katanya, seraya menambahkan bahwa “tidak ada ciri atau bukti apa pun yang menyatakan bahwa itu adalah buatan manusia.”

Sementara itu, arkeolog Southern Connecticut State University, Bill Farley mengatakan: “Meskipun sampel tanah Gunung Padang berusia 27.000 tahun telah diberi tanggal secara akurat, namun tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas manusia, seperti arang atau pecahan tulang”.

Natavijaja menanggapi kritik tersebut dengan mengatakan, “Kami sangat terbuka bagi para peneliti dari seluruh dunia yang ingin datang ke Indonesia dan melakukan program penelitian di Gunung Padang,” dan salah satu editor Archaeological Prospection membenarkan bahwa penelitian telah dilakukan. diluncurkan kertas

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D jepang slot Slot Gacor 4D