Jakarta – Badan Obat Indonesia dan Tinjauan Makanan, yang diterima dalam keracunan makanan Cina (KLBKP) di Indonesia untuk risiko bakteri berbahaya. Pencarian ini didasarkan pada hasil pencarian dan uji sampel di lab.
Produksi bahasa panjang diketahui menyebabkan gejala seperti lambung, mual dan muntah bagi para korban, Thasgo Selatan, Pasyo, Pasyo, Pasyo, Pasyo, Pasyo, Pasyo dan Riau.
“Bakteri ini menghasilkan racun yang diracuni di perut, setelah para korban korban laporan dari laporan BPU YouTube pada hari Sabtu (11/11/2024).
Bakteri ceraus di Bacilla ditemukan dalam makanan Latiao, dan janji dari produk telah dijelaskan. Terlepas dari risiko risiko rendah, bakteri terus berkembang, menunjukkan kemungkinan kontaminasi makanan dalam paket.
Kondisi masih memburuk karena alasan lingkungan, seperti suhu atau sirkulasi diri antara paket. Penunjukan menelepon orang untuk memperhatikan jatuh, paket, lagu, dan persetujuan makanan.
“Ada dua makanan dengan makanan, risiko tinggi dan risiko rendah
“Ini didukung oleh suhu udara, atau pada akhirnya, waktu panas dan pertumbuhan akhir sudah siap.
Dia juga meminta masyarakat untuk segera menyingkirkan proporsi produk Latiao, yang tidak digunakan untuk mencegah ancaman berbahaya di Indonesia. “Saya baru saja melempar produksi. Jangan makan lagi, akan membahayakan risiko sebagai tujuh lokasi di Indonesia,”
BPO segera menarik produk Lataso di pasaran dan, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Komunikasi Digital, menghilangkan fase kunci dari wilayah lain di Looga.
“Kami meminta keterlambatan untuk melaporkan pintu keluar dan runtuhnya pom -a, dan kami akan mengikuti kepatuhan sebagai tindakan pencegahan,” katanya.