designsuperstars.net, Jakarta di tengah duka berkabung, Rieke diaah pitaloka berkat kepergian hukum hukum surya pada waktu yang baik, bulan suci Ramadhan. Bahkan, almarhum meninggal pada malam Ramadhan ke -17, yang dirayakan sebagai Alquran Nuzulul.
Bagi Rieke Diah Pitalok, kepergian karpet surya membuat mandat masih harus berjuang. Dia mengklaim bahwa dia akan membuktikan hak almarhum dengan tanah yang digunakan untuk membangun jalur pengumpulan ular.
“Alhamdlillah, kematiannya pada hari ke -17, 18. Malam itu bagus, tapi tentu saja ini meninggalkan mandat,” Saya Rieke Diaah Pitaoka di TPU H. Daman, Selasa (18.3.2205).
“Aku tidak tahu apakah aku bisa memperjuangkannya atau tidak. Tapi aku akan terus berjuang untuknya,” lanjut Rieke Diaah Pitaloka.
Rieke mengatakan bahwa almarhum belum menerima hak atas tanahnya sejauh ini. Bahkan masalah ini berlanjut dengan pengadilan, dan pertama -tama akan terbukti pada tanggal 19. Maret 2025. Di Pengadilan Distrik Tangerang.
“Tolong, kami berharap itu tidak ditarik. Pada saat itu, itu tidak cepat, tidak mungkin bagi sahabat saya untuk berjuang untuk negara itu benar -benar hasil kerja kerasnya,” katanya.
Menurut Rieke, apa yang dialami oleh almarhum dapat belajar membentuk kebijakan pembangunan infrastruktur. Ride curiga bahwa banyak komunitas lain juga menjadi korban pembangunan infrastruktur.
“Mungkin ini membuka mata kita bahwa pembangunan infrastruktur. Tidak hanya juri bisa menjadi korban, banyak orang lain. Kami berharap dapat belajar untuk pembuat kebijakan, sehingga mereka tidak salah,” katanya.
Tidak ada pesan untuk ditransfer ke almarhum dalam perjalanan. Terakhir kali saya berkunjung, hanya Rieke yang tahu bahwa hak untuk diesel tidak terselesaikan.
“Hal terakhir yang tidak dia katakan. Terakhir kali aku melihat aku baru saja mengetahui bahwa negara ini tidak akan membayar,” pungkas Rieke Diaah Pitaloka.