Republic.co.id, Dudi Purvagandi Dudi Dudi Jakarta (Menhub) bahwa para pihaknya masih sulit untuk mendeteksi layanan transportasi ilegal yang didistribusikan selama periode pengembalian Lebar.
“Juga sulit untuk dikendalikan, mendeteksi (perjalanan ilegal) karena mereka bekerja jauh pada pengguna. Kadang -kadang bahkan dari rumah ke rumah,” kata Menteri Transportasi Dudi pada konferensi pers di Jakarta pada hari Jumat (21/21/2025).
Selain itu, Dudi beralih ke orang -orang yang melakukan perjalanan dan pulang ke rumah untuk berhati -hati dan penuh perhatian ketika memilih layanan lalu lintas. Menurut Menteri Transportasi, perjalanan ilegal tidak memiliki jaminan keamanan yang ditawarkan oleh layanan wisata resmi dan terdaftar.
“Kami sangat meminta masyarakat untuk menggunakan perjalanan (resmi). Karena (perjalanan) yang tidak terdaftar atau tidak terdaftar, itu kemudian akan merusak pengguna sendiri,” kata Menteri Transportasi.
Keselamatan adalah aspek bagpipe yang paling setia terkait dengan praktik perjalanan ilegal. Pencegahan kecelakaan lalu lintas adalah langkah penting yang terkait dengan keamanan pengendara, karena mobilisasi menggunakan kendaraan bermotor akan meningkat secara signifikan dan kelebihan beban selama pengembalian ke Lebar 2025.
Selain itu, Dudi mengatakan bahwa diperkirakan tahun ini lebih dari 146 juta orang Indonesia menggunakan berbagai metode transportasi. “Kami tidak tahu dari aspek keamanan apakah mobil itu layak (perjalanan ilegal) atau tidak. Tidak ada jaminan keamanan, risiko kecelakaan, jaminan asuransi,” kata Dudi.
“Maka pengemudi (perjalanan ilegal) bukanlah pemantauan dalam memenuhi tugasnya atau memenuhi pekerjaannya, jadi ini mengarah pada risiko kecelakaan lebih jika penumpang menggunakan transportasi transportasi,” tambahnya.