Jakarta, FIFA – FIFA – Wakil Menteri dan Informasi (Komunitas Wanita) menekankan bahwa transformasi digital adalah suatu hal yang tak terhindarkan, bersama dengan dunia yang terkait dengan tingkat dunia. Menurutnya tidak ada cara untuk membusuk dalam upaya untuk mengkonversi secara digital karena itu adalah kunci kemajuan bangsa di masa depan. “Tidak ada metode transformasi digital terbelakang,” Blaid di Jakarta, pada hari Senin 12 April, dan peningkatan produktivitas dan menciptakan akses ke teknologi untuk perubahan sosial dan iklim. Namun, kesenjangan digital adalah tantangan untuk mencapai transformasi digital. Masalah seperti kesenjangan akses ke internet, infrastruktur dan keterampilan digital, terutama lubang, terutama, kota, dan agen perguruan tinggi, dan antara jenis kelamin pria dan wanita. Untuk mewujudkan visi visi Indonesia, Nizar menjelaskan bahwa pemerintah terus mendorong percepatan transformasi digital nasional dalam lima tahun terakhir. Upaya ini diimplementasikan dengan membangun komunikasi yang diperluas dalam infrastruktur, termasuk tiga tingkat utama yang merupakan bagian belakang, mil tengah, dan mil terakhir. Pada tingkat tulang belakang, pemerintah telah melakukan serat optik serat optik serat optik, 12229 km dari 12229 km, atau di tanah atau di bawah laut. Pada tingkat perilaku Pemerintah Satria-1, dengan kapasitas 150 poin hingga 2025. Transceiver (BTS) di daerah yang tidak menyentuhnya dengan komunikasi (panci kosong). Hingga 1,665 di antaranya adalah BTS Universal Service (USO), dan 5.198 poin lainnya: BTS 4G yang dibangun oleh Bakti Kementerian Komunikasi dan Badan Informasi (Bakti). Tugas untuk menyadari bahwa transformasi digital yang luas diperlukan antara minat karena meminta semua ekosistem digital, dan ide -ide yang mengharapkan solusi nyata antara transformasi bersenjata di masa depan. Program digital Anda masih secara luas dan manual.

Tidak Ada Jalan Mundur untuk Transformasi Digital
Read Time:1 Minute, 19 Second