designsuperstars.net, Jakarta – Harga minyak dunia mencatatkan penurunan mingguan akibat lesunya permintaan dari China. Padahal, Badan Energi Internasional menilai pasokan minyak dunia mencukupi.
Pada Sabtu (9/3/2024), minyak Brent, patokan harga minyak global untuk kontrak Mei, turun 88 sen atau 1,06 persen menjadi US$82,08 per barel, kata CNBC. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak April turun 92 sen, atau 1,17 persen, menjadi $78,01 per barel.
Sepanjang pekan ini, harga minyak mentah AS dan harga minyak Brent masing-masing telah turun sebesar 2,45% dan 1,76%.
Impor minyak mentah Tiongkok turun sekitar 5,7 persen menjadi 10,8 juta barel per hari dalam dua bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan 11,44 juta barel per hari pada bulan Desember, S&P Global Commodity Insights melaporkan.
“Momentum pemulihan permintaan Tiongkok tidak akan kemana-mana dan tanpanya akan sulit untuk mendukung harga minyak dan pemulihan lebih lanjut dengan WTI di atas USD 80,” John Kilduff, pendiri Again Capital, mengatakan kepada CNBC.
Sementara itu, seorang pejabat senior Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada minggu ini bahwa pasar minyak akan tetap sehat tahun ini.
Pelaku pasar juga mengkaji data nonfarm payrolls terbaru untuk bulan Februari, serta kesaksian Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres minggu ini, untuk mengukur apakah suku bunga minyak mentah akan terus meningkat.
AS menambahkan 275.000 pekerjaan pada bulan Februari, dibandingkan dengan perkiraan para ekonom dalam survei Dow Jones sebesar 198.000. Namun tingkat pengangguran naik menjadi 3,9 persen.
Powell mengatakan kepada Kongres pada hari Kamis bahwa bank sentral tidak jauh dari rencananya untuk menurunkan suku bunga. Powell mengatakan kepada Komite Perbankan Senat bahwa The Fed ingin lebih yakin bahwa inflasi terus bergerak menuju 2 persen.
“Ketika kita mendapatkan kepercayaan itu, dan kita tidak jauh dari itu, sudah sepantasnya kita mulai mengurangi tingkat sanksi,” kata Powell.
Suku bunga rendah biasanya memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga mendukung permintaan minyak mentah.
Kilduff mengatakan reaksi perusahaan-perusahaan minyak terhadap suku bunga hampir seperti skizofrenia.
“Meskipun suku bunga rendah mendukung permintaan, The Fed hanya akan memangkas suku bunga karena perlambatan ekonomi dan tanda-tanda pelemahan,” kata Kilduff.