designsuperstars.net, Jakarta – Booming ekonomi pascapandemi, termasuk waralaba kuliner, semakin terasa. Tidak dapat disangkal bahwa waralaba merupakan pilihan yang menarik bagi mereka yang ingin memperoleh penghasilan tambahan dengan investasi rendah.
Saat menjalankan bisnis waralaba katering, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah keamanan pangan. Pendiri KAIA Group sekaligus pakar makanan dan minuman, Valentino Ivan, mengakui bahwa keamanan pangan merupakan faktor penting bagi para pengusaha makanan dan minuman. Hal ini untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, salah satunya keracunan makanan.
“Ini sangat penting karena kita bisa mencegah keracunan makanan, keracunan, dan keamanan nutrisi sedang dikembangkan sekarang, jadi sangat penting,” kata Ivan usai konferensi pers Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2024 di Jakarta. Senin (29/4).
Di Indonesia, kata Ivan, sertifikasi halal memegang peranan penting dalam bisnis pangan dan katering.
“Kita sebagai pengusaha F&B harus punya (sertifikasi) halal dulu, karena mayoritas. Kalau masyarakat melihat (label) halal itu aman, maka bagi pelanggan, harusnya dilakukan penagihan. Ivan.
Memiliki sertifikat Halal membuat masyarakat yakin akan keamanan produk F&B yang mereka konsumsi. Sebab, sertifikat halal memastikan produk kuliner tersebut telah melewati tahapan penyiapan bahan, pengolahan, dan penyajian sesuai ketentuan yang berlaku.
Ivan menjelaskan, selain sertifikat halal, pengusaha waralaba kuliner juga harus mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) jika produknya ingin dijual secara umum, tidak hanya di restoran.
Ivan mencontohkan, jika sebuah restoran ingin menjual produk kulinernya tidak hanya kepada pengunjung restorannya saja, harus memiliki izin BPOM.
“Harusnya ada BPOM karena produknya dijual ke masyarakat umum. Tapi kalau dijual di restoran, cukup sertifikat halalnya saja bagi pelanggan,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk bisnis waralaba, menurut Ivan, juga diperlukan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW).
Dari sisi peluang bisnis franchise, Pameran Industri Waralaba Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) kembali digelar pada tanggal 10-12 Mei 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Hall D2 Jakarta.
Royanto Handaya, Direktur Panorama Media, mengatakan lebih dari 50 persen dari hampir 200 peserta pameran dikelola oleh pelaku bisnis waralaba kuliner.
“Dari perkembangan FLEI pada edisi-edisi pascapandemi belakangan ini, terlihat jelas bahwa minat yang paling banyak diminati adalah F&B, dengan 50-60 persen peserta mewakili F&B,” kata Roy pada konferensi pers FLEI ke-22 di Jakarta. Senin (29/4).
Namun Roy juga mengatakan bahwa perubahan perilaku masyarakat selama pandemi telah menciptakan beberapa model bisnis baru yang sangat menarik. Diakui Roy, hal ini berdampak pada peserta pamerannya di luar bisnis F&B.
“Pada masa COVID, perilaku masyarakat berubah karena ada pekerjaan di rumah. Otomatis hal ini menyebabkan perubahan kebiasaan peserta, semakin banyak usaha di luar restoran sehingga memudahkan ibu-ibu rumah tangga, misalnya laundry. , air mineral dan layanan lainnya yang memudahkan hidup saat bekerja di rumah,” ujarnya.
Selain bisnis yang Anda sebutkan, ada juga perusahaan pendidikan online yang bermunculan pada masa dan pasca pandemi.
Tak hanya memberikan ruang bagi para wirausaha, kata Roy, ajang FLEI tahun ini juga akan memberikan ruang edukasi bagi masyarakat yang berminat mencoba berwirausaha dalam bentuk workshop dan sharing kisah sukses para wirausaha berizin.
Sedangkan untuk bisnis kuliner, Ivan mengatakan pada hari kedua pameran, ia akan memaparkan materi edukasi tentang strategi menjalankan bisnis waralaba kuliner.
“Panggung pada pameran hari kedua ini akan kami isi untuk memberikan edukasi mengenai strategi menjalankan bisnis franchise F&B. Respon pengunjung selama FLEI selama ini secara umum sangat bagus. Pameran ini sangat diminati oleh para calon pengusaha, tidak hanya dari Jakarta dan provinsi, tapi juga dari luar negeri,” ujarnya.