designsuperstars.net, Jakarta Indonesia Securities Rating (Pefindo) memberikan peringkat idAA kepada PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan prospek stabil. Pada saat yang sama, Pefindo menyetujui pengumuman Obligasi Berkelanjutan II/2020 dan Obligasi Berkelanjutan II/2022 yang dilakukan idAA.
“Laporan tersebut mencerminkan posisi bisnis perusahaan yang kuat, bauran produk yang terdiversifikasi, dan profil keuangan yang kuat. Pengumuman tersebut terkendala oleh perubahan harga peralatan dan ketatnya persaingan di industri,” kata Pefindo dalam keterangannya, Selasa (12/3/2024).
IdAA jumlah hutangnya memiliki sedikit variasi dari level tertinggi yang diberikan. Kemampuan emiten surat utang tersebut dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang tergolong kuat dibandingkan emiten lain di Indonesia.
Namun, peringkat dapat dinaikkan jika Perusahaan dapat memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional, mempertahankan profil keuangan yang stabil dan margin yang menguntungkan.
Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan mampu mempertahankan ekspansi dan biaya yang lebih tinggi dari perkiraan tanpa mengurangi kinerja bisnis yang lebih baik.
MYOR adalah produsen produk makanan dan produk makanan cepat saji terkemuka di Indonesia. Produknya dibagi menjadi enam kategori: termasuk kue kering, permen, wafel, kopi, coklat, dan sereal instan. Kantornya saat ini berlokasi di wilayah Banten, Jawa Barat.
Per 31 Desember 2023, pemiliknya adalah PT Unita Branindo 32,93 persen, PT Mayora Dhana Utama 26,14 persen, Jogi Hendra Atmaja 25,24 persen, dan masyarakat 15,69 persen.
PT Mayora Indah Tbk menerbitkan laporan keuangan tahun 2023. Harga tertinggi PT Mayora Indah Tbk di tahun 2023 adalah Rp 31,48. Saham Mayora Indah naik 2,65 persen secara tahunan menjadi Rp 30.
Perseroan menyebutkan penjualan ekspor meningkat menjadi Rp13,71 miliar dibandingkan periode 2022 sebesar Rp12,89 triliun. Sementara penjualan dalam negeri perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp17,77 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp17,80 triliun. Pendapatannya dilaporkan mengalami penurunan menjadi Rp 8,2 miliar pada tahun 2023 dari posisi Rp 26,59 miliar pada tahun 2022.
Selain peningkatan penjualan, PT Mayora Indah Tbk mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp3,19 triliun dari pemilik induk pada tahun 2023. Laba tersebut meningkat 64,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,9 triliun.
Perseroan menurunkan beban pokok penjualan sebesar 3,15 persen menjadi Rp23,07 miliar pada 2023 dari Rp23,82 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba kotor perseroan meningkat 22,93 persen menjadi Rp 8,40 triliun pada 2023. Sementara pada tahun lalu, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 6,83 triliun.
PT Mayora Indah Tbk menurunkan beban usaha menjadi Rp4,1 triliun pada 2023 dari Rp4,40 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Oleh karena itu, laba usaha perseroan meningkat 76,3 persen menjadi Rp4,29 triliun dibandingkan Rp2,43 triliun pada 2022.
Perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan bunga mencapai 84,75 miliar dram pada tahun 2023 dibandingkan 30,70 miliar dram pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, perseroan melihat laba penjualan aset tetap meningkat menjadi Rp7,90 miliar pada tahun 2023 dibandingkan Rp2,07 miliar pada periode 2022.
Perusahaan menurunkan beban bunga menjadi AMD 302,57 miliar pada tahun 2023 dari AMD 389,18 miliar pada tahun 2022. Beban lain-lain sebesar 151,19 dram pada tahun 2023.