designsuperstars.net, Jakarta – Penglihatan yang baik merupakan anugerah yang memudahkan kita menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun perlu diketahui bahwa ada gangguan penglihatan yang disebut low vision.
Dikutip dari Cleveland Clinic, Kamis 9 Mei 2024 Low vision adalah suatu kondisi permanen dimana kemampuan melihat seseorang terganggu secara signifikan dan tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau pembedahan.
Dokter mata umumnya mengklasifikasikan low vision sebagai gangguan sedang hingga berat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti mengemudi, membaca, atau mengenali wajah.
Berbagai jenis gangguan penglihatan dapat menyebabkan gangguan penglihatan, termasuk hilangnya penglihatan tepi, titik buta, atau penglihatan kabur, bukan hanya rabun jauh atau rabun jauh.
Meskipun seseorang dengan low vision mungkin memiliki penglihatan yang baik di beberapa area, penglihatan mereka secara keseluruhan berkurang secara signifikan.
Perlu ditekankan bahwa low vision tidak sama dengan kebutaan total. Penderita kondisi ini masih memiliki sisa penglihatan yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupannya.
Tes ketajaman penglihatan standar menggunakan grafik mata Snellen yang mengukur kejernihan penglihatan seseorang pada jarak tertentu.
Skor 20/70 menunjukkan bahwa penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki sama dengan penglihatan normal pada jarak 70 kaki. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), skor ini dapat digolongkan sebagai low vision sedang.
Skor 20/200 atau lebih tinggi dianggap sebagai low vision yang parah.
Masalah penglihatan dapat mempengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda-beda. Berikut beberapa gejala gangguan penglihatan. Hilangnya fungsi penglihatan Penglihatan sentral: Kemampuan melihat dengan jelas di depan mata, misalnya saat membaca atau mengenali wajah. Penglihatan Perifer: Kemampuan melihat dari sisi mata, penting untuk kesadaran situasional dan penghindaran rintangan. Persepsi kedalaman: kemampuan menilai jarak antar objek, penting untuk koordinasi tangan-mata dan navigasi. Sensitivitas kontras: Kemampuan untuk membedakan objek dengan latar belakang yang seragam, penting untuk dilihat dalam kondisi cahaya redup. Night Vision: Kemampuan melihat dengan jelas dalam kondisi minim cahaya: Kemampuan melihat dengan nyaman dalam kondisi terang. Kesulitan dalam aktivitas membaca sehari-hari: ketegangan mata, kelelahan, atau kesulitan memahami teks. Mengemudi: Kesulitan melihat rambu, marka jalan, atau kendaraan lain. Memasak: Kesulitan melihat bahan, peralatan, atau nyala api kompor. Saat belajar di kelas: Kesulitan melihat papan tulis, catatan atau buku. Menonton TV atau video: Kesulitan melihat gambar dengan jelas atau mengikuti alur cerita. Menggunakan komputer: mengalami ketegangan mata, sakit kepala, atau postur tubuh yang tidak nyaman. Mengenali wajah orang: Kesulitan membedakan fitur wajah, terutama dalam kondisi minim cahaya. Mobilitas: Kesulitan menavigasi tangga, jalur landai, atau ruang ramai, terutama di tempat asing. Tanda-tanda low vision pada anak seringkali berkaitan dengan benda. Jaga benda-benda terlalu dekat dengan wajah. Sering gemetar atau berkedip. Seringkali salah satu mata tertutup atau tertutup. Untuk berkedip atau berputar. Mata tidak terbentuk. Ukuran pupil bervariasi. Pupil tampak abu-abu atau putih.
Masalah penglihatan dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk penyakit yang didapat, cedera, dan cacat bawaan (lahir). Berikut beberapa penyebab umumnya: Degenerasi makula: Kondisi ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral secara bertahap. Gejalanya berupa titik kabur atau buta di area tengah penglihatan Anda. Degenerasi makula biasanya menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun. Katarak: Katarak adalah kondisi mata umum yang berkaitan dengan usia di mana lensa mata menjadi keruh. Katarak dapat diangkat melalui pembedahan, namun tidak semua orang cocok melakukannya. Glaukoma: Glaukoma adalah suatu kondisi progresif yang merusak saraf optik. Glaukoma biasanya menyerang penglihatan tepi dan penglihatan malam. Tanpa pengobatan, glaukoma dapat menyebabkan kerusakan permanen. Retinopati diabetik: Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah mata bocor sehingga menyebabkan tekanan pada pembuluh darah hingga akhirnya merusaknya. Retinopati diabetik merupakan komplikasi diabetes. Retinopati prematuritas: Bayi yang lahir prematur dan dirawat dengan inkubasi dapat mengalami kelainan pembuluh darah di pembuluh darahnya. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen. Amblyopia: Amblyopia adalah cacat lahir yang menyebabkan penglihatan kabur pada salah satu mata. Ketika otak anak menjadi lebih bergantung pada mata yang sehat dan mengabaikan mata yang lebih lemah, maka mata yang lebih lemah pun mulai menderita.
Selain penyebab utama di atas, ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan: Trachoma: Infeksi bakteri yang dapat mengiritasi dan merusak mata. Penyakit ini merupakan penyebab utama kebutaan dan kebutaan di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Atrofi optik: Saraf optik Anda secara bertahap memburuk. Berbagai kondisi dapat menyebabkan hal ini, termasuk cedera, infeksi, dan masalah aliran darah. Cedera Mata: Cedera pada mata Anda dapat menyebabkan kerusakan permanen, terutama jika tidak segera dikenali atau diobati. Waspadai jika Anda mengalami gangguan penglihatan setelah cedera. Cedera otak: Cedera kepala traumatis dapat menyebabkan kerusakan otak yang mempengaruhi penglihatan Anda. Kekurangan vitamin A: Vitamin A sangat penting untuk penglihatan Anda. Jika Anda tidak mendapatkan cukup vitamin E dari makanan Anda, hal ini dapat menyebabkan masalah penglihatan seperti low vision.