Kemenag Bekali Pelatihan Guru dan Pengawasan RA untuk Cegah Stunting Melalui PAUD HI

Read Time:1 Minute, 32 Second

Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Guru dan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan meluncurkan program Pembinaan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif (PAUD HI) untuk mencegah stunting sejak dini.

Pendekatan ini dilakukan secara holistik, mencakup aspek fisik, kognitif, emosional, sosial, dan spiritual anak secara seimbang.

Direktur Madrasah GTK Thobib Al Asyar dalam sambutannya di Medan, Rabu, 24 April 2024 menjelaskan, PAUD HI merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama dalam memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan anak penderita RA.

“RA harus menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai serta perlakuan dan perilaku yang baik dari para guru atau pimpinan RA terhadap siswanya,” kata Thobib di hadapan para pengawas, guru RA dan pejabat kantor wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, disebutkan dalam kementerian. Website Agama, Kamis 25 April 2024.

Selain itu, Thobib menekankan pentingnya mengintegrasikan layanan sosial dasar untuk mendukung tumbuh kembang anak.

“Kesehatan, pangan, perawatan, pendidikan, perawatan, perlindungan dan kesejahteraan harus menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah dengan peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda,” jelasnya.

“Melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, pelecehan dan eksploitasi adalah komitmen kita bersama,” lanjutnya.

Thobib menambahkan, PAUD HI juga merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama (Kemenag) dalam mencegah stunting di usia muda.

“Beberapa langkah telah disiapkan untuk melaksanakan program ini, mulai dari sosialisasi kepada pemangku kepentingan Raudhatul Athfal (RA), hingga peningkatan kapasitas pengawas, guru RA, dan pimpinan RA,” ujarnya.

Kemenag juga akan berkolaborasi dengan kementerian atau lembaga lain seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian PPA, Kementerian Bappenas, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek untuk mendukung program ini.

“Program ini merupakan tujuan penting dari Rencana Aksi Nasional (RAN) yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” pungkas Thobib. Sering kali diperbincangkan mengenai mitos dan fakta mengenai BPA yang dianggap berbahaya bagi kesehatan atau lebih dikenal dengan BPA karena dianggap berbahaya bagi kesehatan. Berikut mitos dan fakta mengenai BPA. designsuperstars.net.co.id 10 September 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Sertifikasi ISO Bukti Komitmen Perusahaan Tingkatkan Kualitas
Next post Operasi Perut Terbuka, Dokter Keluarkan Potongan Kelapa 9 Cm dari Dubur Pria Taiwan