JAKARTA – Akses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masih terkendala di lapangan. Tak hanya pada jalur tujuan, dalam temuan ombudsman disebutkan jalur aksesnya tidak transparan.
Anggota Ombudsman RI Indraza Marzuki Rais membeberkan sejumlah kesimpulan dalam PPDB tahun ajaran 2024/2025. Temuan ini sering terjadi pada tingkat sekolah menengah atas.
Baca juga: Ombudsman Temukan Dokumen Aspal di PPDB 2024 Palembang, 911 Siswa Didiskualifikasi
“Dari SMP dan SMA memang ada kendala PPDB, tapi kebanyakan biasanya SMA,” kata Indraza di kantor Ombudsman RI, Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Dampaknya, jalur kinerja sebenarnya tidak terukur dan tidak ada transparansi.
Baca juga: Domisili Tak Sesuai KK, Ratusan Siswa Didiskualifikasi Jalur Tujuan PPDB Jabar 2024
“Yang lebih lucu lagi rentangnya yang kadang tidak bisa diukur, kok tidak ada transparansi, ada masalah dalam penilaian. Kalau yang masuk, sudah selesai unggah dokumen, itu yang diketahui panitia dan panitia. Nilainya belum ada. diumumkan,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jalan menuju prestasi sebenarnya ditentukan oleh masing-masing sekolah, yakni komite dan kepala sekolah. “Yang terjadi semuanya diambil alih departemen. Lalu departemen yang memutuskan, jadi ada campur tangan,” ujarnya.
Baca juga: Satgas PPDB akan libatkan Kementerian dan Polri, Wakil Presiden: agar pengawasannya lebih ketat
Oleh karena itu, Ombudsman mengusulkan agar sesuai PPDB seluruh departemen harus memetakan sebaran calon siswa, meliputi lokasi, minat, tingkat ekonomi, kondisi fisik. “Itulah yang nanti akan dilakukan secara seimbang untuk tahun depan, baik infrastruktur maupun kuota kota di setiap jalur,” ujarnya.
Menurutnya, dengan memetakan potensi mahasiswa, pemerintah bisa membagi zona sekaligus memetakan minat calon mahasiswa tersebut.
“Tidak hanya mengukur jarak saja. Yang ditemukan di beberapa kota, keluarga tinggal di pertokoan bahkan nampaknya perkantoran malah dititipkan kepada penjaga sekolah yang tinggal di sekolah tersebut, intinya 0 meter,” ujarnya. . .
Terakhir, ia mendorong persiapan PPDB mulai tahun depan dengan memetakan secara komprehensif dan memetakan pendataan yang kuat agar kesenjangan yang ada bisa diminimalisir. Selain itu, juga ditingkatkan koordinasi antarkabupaten/kota di perbatasan.
“SMA, SMK, dan MAN jumlahnya cukup banyak, tapi nampaknya peminatnya lebih banyak ke SMA, sehingga banyak terjadi kekacauan, kalaupun dia petakan, maka bisa mengurangi kekurangan sekolah atau menyalurkannya ke yang lain. sekolah untuk merangkul sekolah swasta,” ujarnya.