designsuperstars.net, Jakarta – Puasa enam hari Syawal dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa Ramadhan. Bagi yang ingin berpuasa di bulan Syawal, bisa berpuasa di hari kedua Idul Fitri.
Rasulullah SAW bersabda: Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal akan dihitung seperti puasa setahun penuh, karena pahala semua amal baik diberikan sepuluh kali lipat.
Diluncurkan NU Online pada Jumat, 12 April 2024 Pesantren Masrif Darsana Jakarta Ustad Amin Nurhakim menjelaskan lima prioritas umat Islam yang berpuasa di bulan Ramadhan. Beliau mengutip Imam Ibnu Rajab Hanbali yang menjelaskan bahwa lima keutamaan puasa di bulan Syawal adalah: kesempurnaan puasa di bulan Ramadhan.
Syawal secepat akhir Ramadhan. Hal ini sama dengan shalat yang jika ingin menunaikan shalat wajib, hendaknya menunaikan shalat sunnah-rawatab yaitu kibliyyah dan badiyyah.
Ustad Amin Nurhakim dikutip NU Online Jumat (12/4/2024), menulis, “Puasa Sunnah Syawal pun bisa dijadikan puasa Ramadhan.” Penuh pahala puasa
Puasa Sunnah Syawal dimuliakan untuk mengakhiri puasa satu tahun. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya.
Puasa Syawal Sunnah merupakan tanda diterimanya puasa Ramadhan di sisi Allah. Ustad Amin Noorhakim menjelaskan, umat Islam yang berpuasa di akhir Ramadhan adalah orang yang beruntung.
Sebab ritual merupakan tanda menerima puasa yang telah dilakukan sebelumnya. Dalil ini diambil dari perkataan Ustad Amin Noor Hakim, seorang ulama yang berpendapat bahwa pahala amal shaleh adalah amal shaleh ketika selanjutnya.
Oleh karena itu, siapa pun yang melakukan satu kebaikan demi satu kebaikan lainnya, maka ia menerima kebaikan yang pertama.
Oleh karena itu, seseorang yang berbuat baik dan kemudian melakukan perbuatan buruk, merupakan tanda penolakan terhadap perbuatan baik tersebut.
Puasa suci juga menjadi prioritas sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
Diketahui banyak nikmat Allah SWT di bulan Ramadhan. Seperti ampunan, pahalanya banyak.
Hal ini juga tercantum dalam hadits Rasulullah SAW, seperti yang diriwayatkan oleh sahabatnya Abu Hurairah, yang artinya:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharap keridhaan dan pahala Allah, maka dosa masa lalunya akan diampuni.”
Dalam cerita lain:
“Barangsiapa yang menghabiskan malam dan siang Ramadhan dengan landasan keimanan dan harapan akan keridhaan dan pahala Allah, maka dosa masa lalunya akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ustad Amin Noorhakim menjelaskan, “Karena ampunan tersebut, hendaknya kita bersyukur kepada Allah dengan menjalankan bentuk puasa Syeol.”
Puasa Sunnah Syawal juga menunjukkan tidak ada hambatan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
Ibadah selama Ramadhan tidak hanya bersifat musiman tetapi juga harus dilakukan pada bulan-bulan berikutnya.
Namun puasa Syawal bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk upaya yang harus dilakukan untuk menjaga ibadah yang berlangsung selama Ramadhan.
“Dengan berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti ibadah yang kita lakukan sudah selesai, namun kita harus berusaha menjaga kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan mendatang, sebagaimana disampaikan Ramadhan.