Menyingkap Jejak Islam di Nusantara, Bedah Buku PPI Unas Mengungkap Fakta Baru

Read Time:2 Minute, 10 Second

Jakarta – Pusat Pengkajian Islam (PPI) Universitas Nasional (Unas) menggelar kegiatan bedah buku bertajuk ‘Jejak Jejak Islam di Nusantara: Keturunan Hadramaut, Pagaryung, Palembang di Maluku Utara dan Banda Neira, Maluku’. Hari Ulang Tahun PPI Unas ke-39 di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa 20 Februari 2024.

Ketua PPI Unas, Facharuddin M. Mangunjaya dan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Alumni, Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unas, Suryono Effendi membuka kegiatan tersebut.

Baik Suryono maupun Fachrudin menyambut baik program bedah buku tersebut. Keduanya menilai kegiatan ini menarik bagi PPI Unas untuk membahas sejarah awal munculnya Islam di Indonesia.

Selaku penulis buku ini, Saleh Umar Al Haddar dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam pembuatannya buku ini mengangkat 5 pokok bahasan, yaitu teori geografi dengan teori fenomenologi, kemudian perbandingan agama, kemudian pokok bahasan peniruan Islam dan peniruan agama. Barat.

Keempat, tentang tauhid versus ketuhanan dan terakhir tentang pahlawan tanpa tanda jasa, kata Sal.

Sale juga mengatakan, buku yang ditulisnya menjelaskan perkembangan Islam sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang yang setebal 600 halaman. Selain itu juga menjelaskan permasalahan kemunduran hingga kemajuan agama Islam.

Penulisan buku tersebut, kata dia, merupakan salah satu bentuk kajian terhadap teks-teks Islam yang banyak mengalami permasalahan, mulai dari plagiarisme karya orang lain hingga plagiarisme teks-teks Islam kuno.

Sale menjelaskan, perkembangan Islam di nusantara patut dikaji dari sisi sejarah, karena masih terdapat permasalahan di kalangan masyarakatnya. Ia menambahkan, permasalahannya adalah banyak penulis buku Islam Barat masa lalu dan saat ini yang mengacaukan ajaran Islam dengan para pengikutnya.

“Islam tidak bisa diidentikkan dengan sejarah umat Islam karena pesannya mutlak, orang-orang yang menyentuh kajian Islam saat ini perlu mengikutinya dan meskipun ada buku-buku Barat yang menulis bahwa Islam dan Muslim terpisah, namun tetap mengguncang Islam saat ini. Tidak Bisa Kajian,” Saleh dikatakan.

Menurutnya, tujuan buku-buku yang ditulis orang Barat adalah untuk menuntut agar kitab-kitab Islam dipisahkan dari sejarah umat Islam, sehingga terjadi perpecahan antara Islam dan umat Islam, padahal warisan pemikiran Islam mengatakan bahwa tindakan dan ekspresi umat Islam adalah bagian dari Islam saja. .

“Islam dan umat Islam tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan, walaupun mempunyai arti yang berbeda.” Sale menegaskan bahwa “Umat Islam adalah pelengkap atau penganut agama Islam itu sendiri.”

“Saya sebut Barat menjiplak, Islam menjiplak, Socrates, Plato, Aristoteles, semua pemikir besar (karyanya) ditiru, Islam tidak pernah menjiplak. Sekarang kita lihat teori sosiologi fungsionalis yang Barat, arogan, dan sosiologis, Itu dari Hadramaut, Yaman, ditulis pada tahun 1485 oleh Sikh Abu Bakar bin Salim yang menulisnya, “Kalau tidak percaya, dia mendapat penghargaan dari buku yang ditulisnya,” lanjutnya, menurut Partai Islam dan PDIP Antara LSI Danny JA 27 September 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post MyTelkomsel Super App Dipakai 46 Juta Pelanggan: Gunakan AI dan Tambahkan Lebih Banyak Fungsi
Next post Drama 4 Gol Lawan Madura United, Dewa United Jaga Asa Tembus Championship Series
PAY4D slot jepang slot 1000 jepang slot lapaktoto