designsuperstars.net, Jakarta – Belakangan ini sejumlah musisi asing tampil di Indonesia. Namun masih banyak masyarakat yang mengeluhkan mahalnya harga tiket konser dibandingkan saat musisi asing tampil di negara tetangga seperti Singapura dan Thailand.
Beberapa orang juga menceritakan pengalamannya melihat konser musisi asing di Thailand yang harga tiketnya jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia. Jika memperhitungkan biaya transportasi dan akomodasi, konon harga tiket konser Dua Lipa di Jakarta pada 9 November 2024 tak akan jauh berbeda. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kamenperkraft) masih akan memverifikasi keakuratan informasi tersebut.
Adyatama, Kepala Tenaga Ahli Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Kreativitas: “Pertama kita harus cek datanya, apakah benar tiket konser di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan itu sudah termasuk biaya transportasi dan akomodasi” Ekonomi, Nia Niskaya, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kamenperekraf), Senin (10/6/2024) saat jumpa pers mingguan.
“Mungkin kita harus melihat secara individu, tidak bisa menggeneralisasi. Mungkin di luar negeri tiketnya lebih murah karena artisnya tidak terlalu tinggi levelnya, tapi di Indonesia sangat populer, begitu pula sebaliknya,” lanjutnya.
Nia menambahkan, sepengetahuannya, tidak bisa digeneralisasikan bahwa biaya transportasi dan akomodasi di negara tetangga lebih murah dibandingkan di Indonesia. Misalnya saja ketika banyak masyarakat Indonesia yang melihat konser Taylor Swift di Singapura, harga hotel di negeri singa itu sangat mahal, apalagi saat itu konser musisi kelas dunia seperti Swift.
Belakangan ini, keluhan mahalnya harga tiket konser musik di Indonesia datang dari putra penyanyi Ice Dahlia, Salshadila Juvita. Dalam cuitannya, ia bereaksi terhadap pengumuman penyanyi tersebut mengenai konser Blow Your Mind (Mwah) di Thailand.
Tiket konser artis besar seperti Dua Lipa hanya 2,5 juta kalau dirupiahkan, promotor Indonesia tidak bisa bilang begitu, tulisnya pada Kamis, 6 Juni 2024.
Kalau dihitung-hitung, BKK (Bangkok) Rp 2,5 (juta) + Hotel (Rp) 500k x 3 malam di kawasan Pratunam, Air Asia PP (Rp) 2,3 juta, ya (Rp) Rp.) 6,3 juta belum termasuk sarapan pagi, total (Rp) 8 juta, sudah travelling 😇😇😇😇😇”, imbuhnya.
Tweet ini pun mendapat serangan dari netizen. “Promotor India mendapat untung besar,” jawab salah satu dari mereka.
“Dia biasanya sangat manipulatif,” sahut yang lain. “Ini sangat berbeda.” Termurah di Indonesia (Rp) 2,8 juta, belum termasuk tontonan terbatas. “Kayaknya upah minimumnya terlalu tinggi,” sindir netizen lain, masih mengacu pada harga tiket konser Lipa.
Keluhan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, apalagi dengan banyaknya musisi internasional yang tampil di Indonesia pasca pandemi Covid-19. Tahun lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menperakraf) Sandiaga Uno mengatakan tingginya harga tiket konser di Indonesia antara lain karena biaya pengurusan izin acara yang tidak murah.
Menurut Menparekraf, prosesnya terlalu lama dan terkesan berbelit-belit. “Biaya resmi, tidak resmi, dan keamanan tidak tetap,” jelas pria yang akrab disapa Sandy itu dalam pengarahan mingguan bersama Sandi Uno di Jakarta, 4 Desember 2023.
Dengan semakin banyaknya konser musik yang mengikutsertakan musisi mancanegara, Sandy berharap aplikasi digitalisasi perizinan acara yang sudah lama berjalan ini bisa segera diluncurkan. Jika perizinan konser semakin mudah, diharapkan event seperti konser akan semakin meningkat dan tentunya membuat pariwisata semakin populer.
“Kami berharap digitalisasi izin penyelenggaraan konser-konser ini bisa segera dimulai. Kabarnya sudah dalam tahap akhir, sehingga kami berharap izinnya bisa segera diresmikan agar lebih mudah dan praktis,” tuturnya. Pasir.
Menurut Menparekraf, beberapa kementerian dan lembaga terlibat dalam proses digitalisasi izin acara, antara lain Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berperan sebagai koordinator, serta Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas menerbitkan izin keramaian. izin. , dan Kementerian Indonesia. Bertanggung jawab atas reformasi administrasi dan birokrasi orkestra. Ia berharap digitalisasi perizinan acara membuat prosesnya lebih mudah, cepat, dan transparan.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk dan Kegiatan Organisasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vincentius Jemadu mengatakan banyaknya konser internasional menunjukkan bahwa ekosistem dan lingkungan di Indonesia cocok untuk menjadi tuan rumah acara global. Hal ini patut dilindungi dan dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang pada akhirnya berdampak pada transformasi perekonomian di Indonesia.
Oleh karena itu, Kemenparekraf memberikan apresiasi yang luar biasa. Dari sisi pariwisata, jumlah wisman dikabarkan meningkat 30-40 persen. Kami siap mendukung penyelenggara dan menciptakan kondisi. .
Menparekraf mengapresiasi acara ini. Dijelaskannya, banyaknya festival musik internasional yang digelar di Indonesia tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, namun juga menjadi peluang untuk mengembangkan sektor perekonomian Indonesia.
“Semakin banyak konser internasional seperti ini, semakin baik bagi subsektor perekonomian kita,” kata Sandiaga Uno dalam pengarahan mingguan bersama Sandi Uno di Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Senin, 3 Juni 2024.
Beberapa konser musisi kelas dunia yang akan digelar di Indonesia adalah All 4 One Vocal Group dan konser musisi legendaris David Foster. Konsernya akan segera digelar di Jakarta dan BSD masing-masing pada 15 Juni dan 23 Juni 2024.