Manajer dan pelatih tinju legendaris Cus D’Amato terkenal karena berperan dalam kelahiran juara dunia kelas berat termuda, Mike Tyson. D’Amato tak hanya menjadi pelatih, tapi juga pelatih yang membentuk semangat dan kemampuan Tyson di atas ring.
Lahir pada 17 Januari 1908 di New York, AS, dengan darah Italia mengalir di sekujur tubuhnya, Cass D’Amato tumbuh menjadi pria yang tegas dan disiplin. Akhirnya memasuki dunia tinju dan New York. Dia belajar pertarungan jalanan sebelum membuka Empire Sporting Club di Gramercy Gym. Di sini D’Amato melahirkan banyak petinju muda berbakat, termasuk Floyd Patterson dan Jose Torres, yang kemudian menjadi juara dunia di kelas beratnya.
Meski awalnya bercita-cita menjadi petinju profesional, impian D’Amato hancur karena cedera mata yang dialaminya dalam pertarungan jalanan. Namun semangatnya untuk tetap aktif di dunia tinju tak kunjung padam. D’Amato mengalihkan perhatiannya untuk menjadi pelatih dan manajer tinju, kemudian mengembangkan strategi pertarungan unik yang mengubah lanskap tinju dunia.
Pola mengintip-a-boo yang menakjubkan:
D’Amato dikenal karena menciptakan gaya tinju “peek-a-boo”, sebuah teknik yang kontroversial namun sangat efektif. Gaya ini melibatkan posisi tangan tinggi dimana petinju memegang sarung tangan dekat dengan pipi dengan kedua tangan melindungi tubuh. Meski awalnya banyak yang meragukan gaya tersebut, D’Amato membuktikan keefektifannya dengan kemenangan spektakuler atas petinju yang dilatihnya.
Contoh terbaik keefektifan gaya ini adalah Mike Tyson. Di bawah pelatihan D’Amato, Tyson mengasah gaya bertarungnya yang agresif dan strategis, menjadi mesin KO tanpa henti di atas ring. Berkat bimbingan D’Amato, Tyson mencapai puncak kejayaan, menjadi juara dunia kelas berat termuda di usia 20 tahun.
Pengaruh Besar dalam Kehidupan Tyson
Bagi Mike Tyson, D’Amato bukan hanya seorang pelatih hebat, ia adalah sosok ayah yang sangat ia hormati. D’Amato, New York; Dia mengasuh Tyson saat bersekolah di sekolah reformasi di Catskills. Bukan hanya bimbingan teknis; D’Amato membantu Tyson menghadapi tantangan baik di dalam maupun luar lapangan dengan disiplin. Ia menambahkan nilai-nilai ketekunan dan keberanian.
D’Amato percaya bahwa pola pikir adalah kunci sukses dalam tinju. Ia kerap menekankan kepada Tyson pentingnya mengendalikan rasa takut dan menggunakan kekuatan mental untuk mendominasi lawan. Filosofi ini terbukti efektif karena Tyson menjadi salah satu petinju paling ikonik dalam sejarah tinju.
Cass D’Amato meninggal karena pneumonia pada 4 November 1985, beberapa bulan sebelum Tyson meraih gelar juara dunia. Namun pengaruhnya terhadap dunia tinju masih berlanjut hingga saat ini. Ia tidak hanya menciptakan juara dunia, namun ia juga menginspirasi generasi baru pelatih dan petinju dengan metode pelatihan revolusioner.
D’Amato juga dikenal dengan sikap jujur dan integritasnya yang tinggi dalam mengelola karir tinju. Ketika Floyd Patterson sedang berlatih, meskipun D’Amato membuat Patterson melewatkan beberapa pertarungan besar, dia menolak untuk bergabung dengan Klub Tinju Internasional (IBC) yang terkenal korup.
Penghargaan Peringatan Cus D’Amato yang diberikan oleh Asosiasi Penulis Tinju Amerika adalah bukti sejauh mana kepergiannya. D’Amato adalah pria yang tidak hanya mengajarkan teknik tinju tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang mentalitas pemenang.
Floyd Patterson; Melalui murid-muridnya seperti Jose Torres dan terutama Mike Tyson, nama Cus D’Amato akan dikenang sebagai salah satu pelatih tinju terhebat sepanjang masa. Gaya dan warisannya adalah disiplin, menekankan semangat yang kuat dan semangat gigih yang akan bertahan dalam setiap pertempuran.