Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis panduan edukasi literasi keuangan yang dapat menjadi panduan bagi masyarakat khususnya warga sekolah pendidikan dasar dan menengah dalam melaksanakan pendidikan literasi keuangan.
Melalui panduan ini, sekolah juga dapat menemukan inspirasi strategi untuk mengintegrasikan pendidikan ke dalam kebijakan dan budaya sekolah.
Pendidik dapat dengan mudah menerapkan pendidikan literasi keuangan pada kegiatan sekolah, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sekolah dapat menggunakan sumber daya yang ada untuk melaksanakannya.
Baca juga: Kemendikbud laksanakan pendidikan literasi keuangan dengan kurikulum mandiri
Panduan ini juga berisi contoh praktik baik yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah, pengawas sekolah, lembaga pelatihan, organisasi non-pemerintah, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung implementasi pendidikan literasi keuangan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat Rita Hastarita mengungkapkan beberapa inisiatif yang telah diterapkan dalam pendidikan literasi keuangan.
“Kami menyiapkan APBD terkait, melakukan pelatihan internal setiap tiga bulan sejak tahun 2023, memfasilitasi pendistribusian dan penyiapan materi pelatihan literasi keuangan, pembelian buku bacaan di perpustakaan, aktivasi MGMP dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait seperti Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Barat. Demikian ungkapnya dalam Panduan Edukasi Literasi Keuangan edisi Jumat (25/10/2024) yang dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Moh. Ikhwan, Kepala SMAN 3 Pontianak, telah membawa pendidikan literasi keuangan ke sekolahnya. “Kami menekankan prinsip kerja sama dan adaptasi terhadap tantangan lokal. “Sekolah kami bekerja sama dengan mitra terkait dan membantu kami menciptakan solusi,” jelasnya.
Ikhvan menjelaskan contoh praktik baik dari sekolahnya yang bermitra dengan Bank Sampah Rosella untuk menjawab tantangan kebersihan lingkungan. Warga sekolah mendaur ulang sampah yang ada di sekitar sekolah untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Pendapatan dari penjualan produk digunakan sebagai kas kategori. Menurutnya, proyek ini tidak hanya sekedar mengidentifikasi permasalahan, namun juga mencari solusi sesuai konteks lokal.
Acara ini juga dihadiri oleh Ibu Nurliza Noviant, guru di SMA Cendekia Garuda Jakarta, yang berbagi praktik baiknya: “Kami menerapkan pendidikan literasi keuangan di sekolah dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya pada Tema Pendidikan Pancasila kami sertakan pembelajaran tentang pinjaman dan bahaya perjudian online. Hal ini berkaitan dengan keberlanjutan nasional. “Di Indonesia, anak-anak mengunjungi pasar untuk belajar teknik tawar-menawar atau negosiasi.”
Nurliza juga menjelaskan pemanfaatan pendidikan literasi keuangan dalam proyek untuk meningkatkan profil pelajar Pancasila (P5), “Anak-anak berjualan kompos dari sisa dapur dan kotoran hewan. Dalam penjualan, mereka juga harus memikirkan biaya-biaya lain, termasuk modal. Dari proyek ini, mereka belajar bagaimana mendapatkan keuntungan dari hal-hal yang dianggap tidak berguna.
Kementerian Pendidikan dan Teknologi mendorong partisipasi multipihak dan berperan aktif dalam mendorong pendidikan literasi keuangan dalam kurikulum mandiri. Masyarakat dapat mengakses dan mempelajari lebih lanjut Panduan Kepaniteraan Keuangan melalui menu referensi di curriculum.kemdikbud.go.id dan Platform Merdeka Belajar (PMM).
Diketahui, data Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2023 menunjukkan skor literasi keuangan Indonesia (57) masih di bawah rata-rata global (60). Survei OJK tahun 2022 juga menunjukkan rata-rata tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini hanya 49,68 persen.
Data-data tersebut semakin menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat Indonesia mengenai pengelolaan keuangan perlu ditingkatkan.