designsuperstars.net, Jakarta – Keluarga korban penembakan sekolah di Uvalde, Texas, AS, menggugat pengembang game Call of Duty, Activision, dan Meta.
Kedua perusahaan teknologi tersebut dituduh mempromosikan penggunaan senjata api oleh anak di bawah umur.
Mengutip The Verge, Senin (27/5/2024), gugatan tersebut menuduh Meta dan Activision dengan sengaja mengungkap penggunaan senjata dan membuat penembak melihat penggunaan senjata sebagai solusi atas masalahnya dan melatihnya dalam penggunaan senjata.
FYI, gugatan ini bukan kali pertama sebuah perusahaan video game didakwa. Berkali-kali ada pihak yang mengajukan gugatan terhadap perusahaan video game, namun tidak pernah berhasil.
Gugatan terhadap Meta dan Activision diajukan Jumat lalu di Pengadilan Tinggi Los Angeles atas nama sekitar 45 anggota keluarga korban.
Gugatan tersebut menyatakan bahwa pihak keluarga menuduh Activision dan Meta “memikat” para pemuda dan mengarahkan mereka ke kekerasan.
Peristiwa ini bermula pada 24 Mei 2022, ketika Salvador Ramos yang berusia 18 tahun melepaskan tembakan di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas. Sebanyak 21 orang tewas akibat penembakan tersebut.
Gugatan tersebut juga menyatakan bahwa penembak memainkan Call of Duty secara obsesif. Dia bahkan mengembangkan keterampilan sebagai penembak jitu.
Gugatan tersebut juga menuduh bahwa mainan tersebut memiliki AR-15 yang digunakan selama penembakan. Gugatan tersebut juga menuduh bahwa penembak didekati melalui metode pemasaran yang eksplisit dan agresif dari Activision dan Meta.
Salah satunya melalui Instagram yang menampilkan ratusan gambar pertarungan.
Selain Activision dan Meta, keluarga korban juga menggugat Daniel Defense, perusahaan senjata yang membuat senjata jenis AR-15 yang digunakan dalam penembakan tersebut.
Gugatan tersebut menuduh Daniel Defense mempromosikan senjata kepada anak di bawah umur melalui postingan di Instagram.
Faktanya, aturan Meta melarang perusahaan menjual senjata di platformnya. Penjahat sebenarnya membeli AR-15 dari situs Daniel Defense, bukan Instagram.
Meta tidak segera menanggapi permintaan komentar atas gugatan tersebut. Sementara itu, chief communications officer Activision, Delaney Simmons, menulis: “Jutaan orang di seluruh dunia menikmati video game tanpa melakukan hal-hal buruk,” ujarnya.
Sementara itu, Josh Koskoff, pengacara keluarga korban penembakan SD Robb di Uvalde, Texas, mengatakan, “Perusahaan seperti Instagram dan Activision melakukan hal-hal yang memungkinkan produsen senjata menjangkau konsumen.”
Ia melanjutkan, “Instagram harus berhenti memasarkan AR-15 kepada anak-anak. Activision harus berhenti melatih dan membunuh anak-anak. Sesederhana itu.”
Perlu dicatat bahwa Josh Koskoff sebelumnya memenangkan gugatan $73 juta terhadap produsen senjata Remington untuk keluarga korban penembakan di sekolah Sandy Hook.