Alfamidi Bakal Tebar Dividen Rp 155,47 Miliar, Kapan Jadwalnya?

Read Time:4 Minute, 26 Second

Riputan6.com, Jakarta – PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan membagikan 30 persen laba bersih yang diraih pada tahun 2024 sebagai dividen. Dividen Dividen diputuskan dalam rapat umum pemegang saham reguler (AGPS) pada Kamis (16.05). /2024).

“Dalam rapat umum pagi tadi, pemegang saham menyetujui total pembagian dividen sebesar Rp 155,47 miliar. Nilai tersebut berasal dari laba bersih tahun buku 2023 atau Rp 4,65 per saham kepada pemegang saham,” kata CFO Utama Indonesia Tbk Suantopo PT Midi Po. Waktu penayangan publik adalah Kamis ini.

Pembagian atau pembayaran dividen akan dilakukan pada 13 Juni 2024. Alfamidi mengatakan indikator keuangan akan tumbuh pada tahun 2023. Setidaknya perseroan mampu mencatatkan laba bersih sebesar 11,06% year-on-year. yakni dari Rp15,62 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp17,35 triliun pada tahun 2023. )

Laba tahun berjalan yang dibagikan kepada pemilik induk perusahaan juga meningkat 29,51% menjadi Rp 516,66 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 398,92 miliar, kata Suantopo.

PT Midi Utama Indonesia Tbk adalah perusahaan induk yang membawahi banyak toko ritel dan jaringan toko serba ada di Indonesia. Alpha Midi, Alpha Midi Super, Midi Fresh, toko Lawson dll.

Kamis, 16 Mei 2024 pukul Saham MIDI naik 1,04% ke Rp 390 per saham pada perdagangan 14:02 WIB. Harga saham MIDI naik 4 poin menjadi Rp 390 per saham. Harga saham MIDI sempat mencapai Rp 396 dan terendah Rp 388 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.276 lembar saham dan volume perdagangan sebanyak 96.314 lembar saham. Jumlah transaksinya adalah 3,8 miliar rubel.

Sejauh ini PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) mencatatkan kinerja keuangan positif di tahun 2023. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pendapatan dan laba bersih.

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 17,35 triliun pada tahun 2023, berdasarkan laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (23 Maret 2024). Pendapatan perseroan meningkat 11,05% dibandingkan tahun sebelumnya. Rp 15,62 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Beban pokok pendapatan meningkat 10,04% dari Rp 11,67 triliun pada tahun 2023. Namun perseroan mampu mencatatkan peningkatan laba kotor sebesar 14,04% dari Rp 3,95 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 4,5 triliun pada tahun 2023.

Perseroan mencatatkan peningkatan beban penjualan dan distribusi dari Rp 3,15 triliun menjadi Rp 3,66 triliun pada tahun 2023. Beban umum dan administrasi meningkat dari Rp 341,88 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 414,3 miliar. Perusahaan meningkatkan pendapatan lain-lain dari Rs 196,1 crore pada tahun 2022 menjadi Rs 335,29 crore pada tahun 2023.

Perusahaan mencatat laba operasional sebesar Rs 742,82 crore pada tahun 2023, naik 16,44% dari Rs 637,9 crore pada periode yang sama tahun lalu. Melihat situasi kinerja keuangan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PT Midi Utama Indonesia Tbk akan meningkat sebesar 29,51% menjadi Rp 516,65 miliar pada tahun 2022. Itu menjadi begitu.

)

)

)

Perusahaan melaporkan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 16,73 pada tahun 2023, dibandingkan Rp 13,84 pada tahun 2022.

Total modal perseroan meningkat 96% menjadi Rp 3,91 triliun pada tahun 2023. Pada tahun 2022, modalnya sebesar Rp 1,98 triliun. Utang turun 21,2% dari Rp 4,91 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 3,87 triliun pada tahun 2023. Aset Indocement tumbuh 12,7% dari Rp 6,9 triliun pada tahun 2023. Perseroan menargetkan perolehan kas dan setara Rp 326,78 miliar pada 2023, naik dari Rp 416,76 miliar pada 2022.

Saham MIDI menguat 0,95% di Rp 424 per saham hingga penutupan perdagangan Jumat 22 Maret 2024. ​Saham MIDI naik 2 poin menjadi Rp 422 per saham. Saham MIDI memiliki harga tertinggi Rp 428 per saham dan terendah Rp 420 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.420 kali dan volume perdagangan sebanyak 158.498 saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 6,7 miliar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Morgan Stanley Capital International (MSCI Inc) pada Februari 2024 mengumumkan hasil tinjauan komposisi terbarunya yang akan masuk ke banyak indeks global mulai 1 Maret 2024. MSCI Small Cap Index diputuskan memasukkan dua saham Indonesia. Juga termasuk penerbit.

MSCI Small Cap Rebalance pada 12 Februari 2024 mencakup saham emiten Indonesia: PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Midi Urama Indonesia Tbk (MIDI). Sementara itu, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) keluar dari indeks MSCI Small Cap.

Komposisi indeks MSCI Small Cap akan berubah pada 29 Februari 2024 mulai 1 Maret 2024. MSCI akan mengumumkan konstituen indeks MSCI terbaru pada 14 Mei 2024 dan mulai 3 Juni 2024.

MSCI belum melakukan perubahan apapun terhadap emiten Indonesia untuk indeks MSCI Global Standard dan MSCI Micro Cap.

Saham BUMI naik 1,18% menjadi Rp86 pada penutupan perdagangan Senin 12 Februari 2024. Nilai perdagangan saham BUMI sebesar Rp 16,45 miliar dan volume perdagangan sebesar Rp 192,37 juta. Jumlah transaksi sebanyak 3.137.

Sedangkan saham MIDI turun 3,79% ke Rp 406 per saham. Saham MIDI memiliki frekuensi perdagangan sebanyak 3.091 kali dengan volume perdagangan sebanyak 18,87 juta lembar saham. Jumlah transaksinya adalah 7,71 miliar rubel.

Saham CUAN turun 6,41 persen ke Rp 7.300 per saham. Nilai perdagangan saham CUAN mencapai Rp 69,01 miliar dengan volume perdagangan 9,23 juta lembar saham. Total transaksi sebanyak 6.651.

)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kepsek SMKN 1 Nisel Ditahan Polisi Terkait Kasus Penganiayaan Siswa, Ini Kata Kadisdik Sumut
Next post Jokowi: Indonesia Bisa Produksi 1,6 Juta Motor Listrik, tapi Baru 100 Ribu Unit