Anak Tukang Bubur Ini Lulus Cum Laude di ITB, Penuhi Janji ke Mendiang Ibu

Read Time:1 Minute, 41 Second

JAKARTA – Begitulah kisah Melly Puspita, putri seorang presser yang lulus dengan predikat sangat memuaskan dari program studi Teknik Metalurgi ITB. Mellie meraih IPK 3,6.

Melly patut berbangga karena mampu lulus dari salah satu kampus terbaik tanah air dengan IPK 3,6 hanya dalam waktu 3,5 tahun. Prestasi tersebut menempatkannya dalam jajaran mahasiswa terbaik dan memberinya predikat Magna Cum Laude.

Baca juga: Ingin Dapat IPK Cumlaude, Magna Cumlaude, dan Summa Cumlaude? Ini adalah nilai minimum

Sontak Melly tak kuasa menahan tangis saat namanya diumumkan di sidang esai sebagai mahasiswa lulusan A dan Cum Laude.

Sang mentor, Imam Santoso, yang begitu bangga dengan muridnya itu hingga mengunggah momen bahagia Mellie di akun Instagram miliknya.

“Merry terisak, tak mampu berkata-kata, menunggu salah satu momen terpenting dalam hidupnya.”

Baca juga: Kisah Radit si Buta yang Meraih Magna Cum Laude Sastra Arab dari University of Illinois

Melly membuat makalah berjudul “Massification of Methylammonium Lead Iodide (MAPbI3) Based Perovskit Solar Cells by Use Tin Oxide as Electron Transport Layer” atau Optimasi Sel Surya Perovskit Tipe MAPbI3 Menggunakan Tin Oxide as Electron Transport Layer.

Penuhi janji pada mendiang ibumu

Adik bungsunya mengaku tak bisa membendung perasaannya karena akhirnya bisa menepati janjinya kepada orang tuanya dan meraih gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Terutama janji kepada ibuku yang telah meninggal. Ibu O’Irny baru saja lulus sekolah dasar.

Baca juga: Karakter Pemenang KIP Academy Ega Ayu Raih Magna Cum Laude dari NYU

“Saya senang karena perjuangan kuliah dan tugas akhir saya selesai dengan hasil yang cukup memuaskan,” ujarnya, seperti dikutip dari laman Puslapdik, Minggu (17/3/2024).

Melly Tan Si Eng lahir di keluarga sederhana, dan ayahnya hanya bisa bersekolah di sekolah dasar. Chen Siying berjualan bubur ayam di dekat rumahnya di Jalan Pagarsih, Bandung, Jawa Barat.

Namun karena adanya lockdown akibat bencana Covid-19 pada tahun 2019-2021, penjualan bubur ayam terhenti. Pasca wabah, ayahnya berhenti berjualan bubur ayam dan memilih menjadi tukang cat rumah.

Meskipun orang tuanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun mereka sangat menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting dan menjadi kunci keberhasilan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Orang Tua Siswa Wajib Tahu, Ini 4 Jalur PPDB di DKI Jakarta 2024
Next post Petugas ETLE Mulai Tahun Ini Dapat Insentif