designsuperstars.net, Jakarta Gangguan irama jantung atau aritmia jantung, yang juga dikenal sebagai kondisi medis yang signifikan, berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup penderitanya.
Gangguan ini melibatkan berbagai detak jantung tidak normal, mulai dari terlalu cepat (takikardia) hingga terlalu lambat (bradikardia). Kondisi ini mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif.
Kabar baiknya adalah dengan kemajuan teknologi medis, berbagai pilihan diagnostik dan pengobatan kini tersedia untuk mengelola aritmia dengan lebih baik.
Menurut ahli jantung dan spesialis pembuluh darah RS Silom TB Simatupang Prof Yoga Uniati, pengobatan aritmia jantung telah mengalami kemajuan pesat dengan berbagai metode inovatif yang ada saat ini. Pilihannya adalah antara ablasi konvensional dan cryoablasi.
“Cryoablasi adalah teknik pengobatan baru yang menggunakan suhu sangat rendah untuk membekukan jaringan jantung sehingga menyebabkan gangguan ritme. Prosedurnya dimulai dengan pemberian anestesi lokal dan obat penenang ringan untuk memastikan kenyamanan pasien,” kata Yoga dalam rilis berita Selasa (10/10/2021). 10).
Kateter dimasukkan melalui pembuluh darah dan diarahkan ke jantung menggunakan teknologi pencitraan canggih, katanya. Energi dingin dialirkan melalui kateter untuk membekukan area target, sehingga menghentikan sinyal abnormal yang menyebabkan aritmia.
Cryoablasi memiliki keunggulan signifikan sebagai teknik invasif minimal dibandingkan ablasi konvensional. Alasannya adalah teknik ini meminimalkan risiko kerusakan jaringan sehat dan memiliki profil risiko komplikasi yang rendah.
“Metode ini umumnya efektif dan memiliki waktu pemulihan yang singkat, namun tidak semua pasien cocok untuk menjalani cryoablasi. Metode ini sering digunakan untuk fibrilasi atrium (gangguan irama jantung) dan takikardia supraventrikular (denyut jantung cepat). pilihan metode. berdasarkan penilaian klinis yang cermat,” jelas Yoga.
Seperti prosedur lainnya, cryoablasi memiliki risiko tersendiri. Risiko dan kemanjuran komplikasi seperti perdarahan dan kerusakan jaringan dapat bervariasi, dan kebutuhan akan terapi tambahan merupakan hambatan utama dalam cryoablasi.
Sebelum merekomendasikan cryoablasi, dokter memeriksa tingkat keparahan aritmia jantung dan menentukan tindakan lebih lanjut. Hal ini karena pengobatan jantung berdebar mungkin melibatkan pendekatan yang berbeda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan aritmia.
Salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Misalnya, obat aritmia amiodarone dapat digunakan untuk mengontrol atau mengembalikan detak jantung ke normal.
“Pasien dengan fibrilasi atrium membutuhkan antibodi untuk mencegah pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan stroke.”
Obat-obatan seperti beta-blocker dan penghambat saluran kalsium digunakan untuk mengontrol detak jantung dan mengurangi gejala.
Ada pengobatan lain untuk aritmia jantung yang disebut terapi elektrofisika, seperti kardioversi. Prosedur ini menggunakan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung normal.
Sedangkan ablasi kateter menggunakan energi frekuensi radio atau cryoablasi untuk menghilangkan area jaringan jantung yang menyebabkan aritmia.
Dalam kasus yang lebih kompleks, implantasi alat pacu jantung atau defibrilator kardioverter implan (ICD) mungkin diperlukan untuk mengontrol detak jantung dan mencegah aritmia yang berbahaya. Pembedahan seperti prosedur Maze mungkin diperlukan untuk mengobati fibrilasi atrium dengan menciptakan jalur listrik terkait di jantung.
Aritmia jantung atau aritmia jantung dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Risiko utama terjadinya aritmia yang tidak terkontrol adalah stroke. Hal ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di jantung, kemudian pecah, mengalir melalui aliran darah dan menyumbat arteri di otak.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh fibrilasi atrium, suatu jenis aritmia umum yang menyebabkan jantung berdetak tidak teratur dan tidak efektif. Gumpalan darah dapat terbentuk di atrium, terutama di area yang disebut pelengkap atrium (telinga jantung), dan jika terlepas dapat menyebabkan stroke, yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian.
Selain stroke, aritmia juga bisa menyebabkan gagal jantung. Pada aritmia kronis atau parah, seperti fibrilasi atrium atau takikardia ventrikel, jantung tidak dapat memompa darah secara efisien. Kondisi tersebut mengganggu kemampuan jantung untuk menjaga kecukupan aliran darah ke seluruh tubuh, menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki.
Gagal jantung yang disebabkan oleh aritmia mengganggu kualitas hidup dan memerlukan perawatan intensif untuk mengatasi gejala dan mencegah perkembangan penyakit.
Komplikasi potensial lain dari aritmia parah adalah kematian mendadak. Aritmia berbahaya seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel dapat menyebabkan jantung berhenti memompa darah. Takikardia ventrikel adalah suatu kondisi di mana ventrikel jantung berdetak terlalu cepat, sedangkan fibrilasi ventrikel melibatkan getaran ventrikel tidak teratur yang mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif. Kedua kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak jika tidak segera ditangani.