JAKARTA – Tim asal Scottsdale, Arizona, AS, mengidap tumor sebesar semangka di wajahnya. Awalnya berupa jerawat kecil, namun kemudian terus membesar.
Ahli bedah khawatir tumor tersebut dapat melumpuhkan wajah pasien selama operasi. Enam belas tahun kemudian, ukuran tumornya mencapai 2,2 kilogram.
Akibat kondisi tersebut, Tim menderita sakit kepala setiap hari dan merasa ada sesuatu yang robek. Di “TLC’s Take My Tumor,” Tim menggambarkan perjuangannya dalam makan, berpakaian, mandi, dan kesulitan menggerakkan kepalanya.
“Saya awalnya mengalami sedikit benjolan di telinga saya pada tahun 2007,” kata Tim, dilansir The Sun, Senin (29 April 2024).
Tim bekerja sebagai montir mobil dan punya waktu untuk mengobati jerawatnya sebelum tumbuh. Namun, hal ini tidak berpengaruh dan jerawatnya malah membesar hingga sebesar kacang polong.
“Saya bangun di suatu pagi dan ukurannya sebesar Super Bowl kecil,” kata Tim.
Setelah mengetahui situasi tersebut secara online, tim menduga itu adalah kista payudara. Kista ini tidak berbahaya, berupa benjolan berbentuk bulat yang biasanya berisi cairan atau nanah dan biasanya muncul di wajah, leher, dada, atau punggung.
Kista payudara biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali menyebabkan infeksi atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, benjolan Tim bertambah besar, dari sebesar bola raket, sebesar bola tenis, hingga sebesar semangka.
“Pada dasarnya, itu adalah pembuluh darah dan tulang rawan yang terjalin menjadi massa mati,” kata Tim.
Ketika beban tumor menekan wajah dan lehernya, Tim menderita sakit kepala tegang, yang berkisar dari “ringan hingga sangat menyakitkan”. Itu tergantung seberapa aktif dia di siang hari.
Terkadang terasa ada yang menarik atau robek saat Tim bergerak. Staf selalu memperhatikan kebersihan tumor dan berusaha menghindari luka terbuka akibat gesekan.
Tumor yang semakin membesar mulai membuat Tim kesulitan dalam berpakaian karena pakaiannya harus diregangkan untuk menutupi tumor tersebut. Sedangkan pria berusia 62 tahun itu hanya bisa makan sambil berdiri karena tumornya merusak meja atau makanannya.
Staf juga kesulitan tidur. Dia harus menemukan lokasi tumornya agar tidak menekan lehernya.
Diluncurkan setelah 16 tahun…