designsuperstars.net, Jakarta – Babymoon semakin populer di kalangan pasangan yang ingin menikmati liburan terakhir sebelum menyambut kehadiran buah hati. Berwisata ke destinasi impian dalam dan luar negeri tentu menjadi momen yang sangat berharga. Namun, apakah aman bagi ibu hamil untuk melakukan perjalanan jauh, terutama dengan pesawat? Amankah terbang saat hamil?
Menurut dokter kandungan Kristen Ekman, MD, perjalanan udara umumnya aman bagi wanita selama kehamilan, namun dengan beberapa syarat. “Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan sebelum merencanakan perjalanan, terutama jika sudah mendekati tanggal melahirkan,” kata Ekman seperti dikutip Cleveland Clinic, Rabu, 11 September 2024.
Sebelum meminta tiket, wanita hamil harus mengetahui status kehamilan dan kesehatannya. Umumnya maskapai penerbangan melarang ibu hamil naik pesawat di bulan terakhir kehamilannya. Jadi kapan waktu terbaik untuk terbang? Pada usia berapa ibu hamil boleh terbang?
Trimester kedua, antara minggu ke 14 dan 28, adalah waktu ideal untuk bepergian. Pada periode ini, rasa mual pada trimester pertama biasanya hilang dan tubuh ibu hamil berada dalam keadaan lebih stabil.
Risiko terjadinya komplikasi juga lebih rendah dibandingkan pada trimester pertama dan ketiga, sehingga ibu hamil dapat melakukan perjalanan dengan lebih nyaman. Apa saja persyaratan asrama bagi ibu hamil?
Selain usia kehamilan, Ekman mengatakan ibu hamil harus mempertimbangkan kondisi medis apa pun yang mungkin dimilikinya. Kondisi tertentu seperti anemia, diabetes gestasional, atau hipertensi dapat memengaruhi keselamatan penerbangan.
Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan tidak ada risiko selama perjalanan jauh dengan pesawat yang dapat menimbulkan komplikasi.
Jika dokter sudah memberi lampu hijau untuk terbang, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan ibu hamil untuk menjamin perjalanan yang nyaman dan aman: Pilih kursi yang lorong: Memilih kursi yang lorong bagi ibu hamil Memudahkan wanita dalam mengaksesnya. Bangun dan berjalan selama penerbangan, sehingga mengurangi risiko penggumpalan darah. Bawalah dokumen kesehatan penting: Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, bawalah rekam medis Anda atau akses rekam medis digital, terutama jika Anda bepergian ke luar negeri. Jaga hidrasi dan asupan nutrisi: Bawalah banyak air minum kemasan dan camilan sehat untuk menjaga energi selama penerbangan. Hindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan sakit perut. Kenakan kaus kaki kompresi: Kaus kaki ini membantu meningkatkan aliran darah dan mencegah pembengkakan saat duduk dalam waktu lama. Cek destinasi: Pastikan destinasi terbebas dari penyakit berbahaya seperti Zika atau Covid-19 yang dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.
Sebelum menentukan destinasi, ibu hamil perlu memastikan bahwa destinasi tersebut bebas dari penyakit menular, seperti virus Zika yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit tersebut dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, termasuk mikrosefali. Oleh karena itu, jika bepergian ke daerah berisiko, selalu gunakan alat pelindung diri seperti obat nyamuk dan pakaian tertutup.
Ibu hamil yang berisiko mengalami kelahiran prematur, terutama yang mengandung anak kembar, perlu ekstra hati-hati.
Ekman menyarankan agar ibu hamil yang mendekati tanggal melahirkan atau memiliki kondisi kehamilan berisiko tinggi sebaiknya menghindari perjalanan jauh. “Sudah mendekati tanggal jatuh tempo, ibu hamil harus tetap dekat dengan layanan kesehatan,” tambahnya.