designsuperstars.net, Jakarta – Seperti yang dilihat Marchanda, mencapai body goal saat ini tidaklah mudah. Aktris yang terkenal lewat perannya di “Bidadari” ini harus berjuang selama setahun penuh hingga berhasil menurunkan berat badan hingga 20 kg.
Serta melakukan olahraga seperti hot yoga, bulu tangkis, latihan di gym 5 kali seminggu, diet Marchanda IF atau puasa intermiten selama 21 jam setiap hari. hasil? Marchanda berhasil menurunkan berat badannya dari 76 kg menjadi 56 kg. Ini bukan lelucon.
Namun, sebelum mencoba meniru pola makan Marchanda, sebaiknya pahami dulu puasa intermiten bagi pemula. Yuk cari tahu kelebihan dan kekurangan diet IF yang sedang populer saat ini. Bagaimana cara kerja puasa intermiten?
Sebuah artikel tinjauan sejawat oleh Amy Richer yang diterbitkan di Healthline menganggap puasa intermiten sebagai pola makan berdasarkan waktu daripada diet ketat. Alih-alih menentukan makanan apa saja yang boleh dimakan, IF fokus pada kapan boleh makan dan kapan sebaiknya berpuasa.
Sederhananya, IF mengatur pola makan intermiten yang mengharuskan puasa puluhan jam dan memperbolehkan Anda hanya mengonsumsi minuman nol kalori. Misalnya makan dalam waktu 8 jam dan berpuasa selama 16 jam sisanya. Bahkan, cara yang lebih ekstrem adalah berpuasa selama 24 jam dua kali seminggu.
Menurut Mayo Clinic, beberapa penelitian menyebutkan bahwa puasa intermiten seperti yang dilakukan Marchanda sama efektifnya dengan diet rendah kalori yang banyak dipilih orang untuk menurunkan berat badan.
Anda bisa menentukan sendiri kapan waktu terbaik untuk memulai Intermittent Fasting (IF). Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda-beda tergantung kenyamanan dan kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa metode atau jadwal puasa intermiten terpopuler yang bisa Anda coba, diambil dari Healthline. 1. Metode 12/12: Pilihan tepat untuk pemula
Bagi mereka yang baru mengenal IF, metode puasa 12 jam dan jendela makan 12 jam bisa menjadi langkah awal yang ideal. Cobalah berpuasa mulai pukul 18.00 hingga 06.00 keesokan harinya. Jika sudah terbiasa, Anda bisa memperpanjang masa puasanya ke level berikutnya. 2. Metode 16/8 menjadi favorit para praktisi IF
Metode ini dikenal dengan nama Leangain dan melibatkan puasa selama 16 jam dan hanya makan selama 8 jam. Banyak orang yang menggunakan cara ini melewatkan sarapan, sehingga hanya makan antara siang hingga jam 8 malam. 3. Hukum 21/3 Marchanda
Jika Anda menginginkan lebih banyak tantangan, cobalah puasa 21 jam seperti yang dilakukan Marchanda, di mana Anda menunggu hanya tiga jam di antara waktu makan. Apakah Anda ingin mencobanya? 4. Metode 24 jam dua kali seminggu sudah cukup
Apakah Anda kelaparan selama 24 jam berturut-turut? Cara ini mungkin terdengar ekstrem, namun cukup dilakukan dua kali seminggu. Tidak disarankan melakukannya setiap hari. 5. Pola Makan 5:2
Dengan metode ini, Anda makan secara normal lima hari dalam seminggu dan membatasi asupan kalori hingga 500 hingga 600 kalori pada dua hari lainnya. Dengan demikian, keseimbangan antara puasa dan makan bebas tetap terjaga.
Ya tentu saja Fasters dapat meminum minuman nol kalori apa pun, termasuk air putih, kopi tanpa pemanis, dan teh.
Faktanya, kopi mengandung bahan penekan nafsu makan dan dipercaya memiliki efek yang sangat baik. Apa yang bisa saya makan selama puasa intermiten?
Menurut American Heart Association and Health Canada, dalam hal cakupan diet, pastikan asupan Anda terdiri dari 55% karbohidrat, 20% lemak, dan 25% protein. Ini adalah kombinasi sempurna untuk mendukung metabolisme Anda dan memberikan energi seimbang sepanjang hari.
Namun perlu diingat bahwa intermittent fasting hanyalah pola makan, bukan diet ketat yang memaksa Anda mengonsumsi makanan tertentu. Hindari makan berlebihan dan pilih makanan berkalori tinggi yang dapat menghambat tubuh Anda mencapai tujuannya.
Di bawah ini adalah pilihan makanan terbaik untuk periode puasa intermiten yang diambil dari Medicine Net. 1. Protein rendah lemak
Protein adalah kunci untuk membuat Anda kenyang lebih lama dan mendukung pertumbuhan otot. Pilih sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, kalkun, kacang-kacangan, lentil, dan polong-polongan.
Lentil dan kacang-kacangan sangat dianjurkan karena rendah lemak dan tinggi serat, vitamin, mineral dan tentu saja protein.
Karbohidrat dari biji-bijian secara perlahan melepaskan glukosa ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan gula darah yang berbahaya. Selain itu, biji-bijian kaya akan serat, vitamin, dan mineral, kombinasi sempurna untuk menjaga energi Anda tetap stabil sepanjang hari.
Jangan lupa sayurannya. Tinggi serat dan rendah kalori, sayuran membuat Anda kenyang lebih lama dan mendukung pencernaan yang sehat. Buah-buahan juga merupakan sumber vitamin dan serat yang penting, namun batasi jumlahnya untuk menghindari asupan karbohidrat berlebihan.
Untuk menunjang kesehatan tulang, pilihlah produk susu rendah lemak seperti yogurt, susu, dan keju. Jika Anda ingin menghindari susu hewani, pilihlah susu nabati rendah karbohidrat. 5. Cairan
Saat berpuasa intermiten, terutama metode 5:2 atau puasa bergantian, hidrasi adalah hal yang terpenting. Pastikan Anda meminum cairan bebas kalori minimal 3 liter sehari, seperti air putih, teh bebas gula, kopi tanpa susu, dan minuman bebas kalori lainnya.
Dengan perencanaan yang matang dan kesehatan yang optimal, puasa 16 jam dapat memberikan manfaat jangka panjang yang luar biasa. Berdasarkan artikel Medicine Net yang direview oleh Drs. Pallavi Suyog Utekar, Selama puasa, tubuh kita mengalami proses autophagy dimana sel-sel tua dan rusak dihancurkan dan didaur ulang. Proses ini memberikan beragam manfaat kesehatan, antara lain: Mengurangi peradangan dan penyakit: Mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Kulit anti penuaan yang sehat: Membantu mencegah keriput, jerawat dan penuaan dini. Meningkatkan kekebalan: Memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh saat melawan infeksi. Memperlambat proses penuaan: Jagalah tubuh Anda tetap segar dan sehat seiring bertambahnya usia. Baik untuk otak Anda: Tak hanya itu, puasa juga merangsang pertumbuhan sel-sel otak dan jaringan saraf baru. Ini tidak hanya meningkatkan fungsi otak, tetapi juga meningkatkan daya ingat, suasana hati, dan konsentrasi.
Saat Anda mulai berpuasa, tubuh Anda mengalami beberapa perubahan signifikan, antara lain: Lapar dan kelelahan: Penurunan tingkat energi, biasanya berasal dari glukosa. Glukoneogenesis: Tubuh mulai memproduksi glukosa dari simpanan lemak, menyediakan sumber energi baru. Penurunan berat badan: Tubuh beralih menggunakan simpanan lemak dan glukosa sebagai bahan bakar, membantu proses pembakaran lemak.
Anda mungkin merasa lebih lapar pada awalnya, terutama saat makan biasa. Namun seiring berjalannya waktu, tubuh Anda akan beradaptasi dengan pola puasa tersebut dan rasa lapar Anda akan berkurang secara signifikan.