Beban Hidup yang Menumpuk Bisa Picu Ledakan Emosi, Amarah Jadi Tak Terkendali

0 0
Read Time:2 Minute, 26 Second

designsuperstars.net, Jakarta Hingga saat ini, orang tua selalu diajarkan untuk mengendalikan, mengendalikan, mengurangi dan menyimpan segala beban hidup untuk kemudian melangkah dan melanjutkan hidup.

Padahal, beban-beban tersebut bisa terakumulasi dalam sistem psikologis. Beban-beban yang tersimpan dalam sistem saraf ini, siap muncul kapan saja. Oleh karena itu, seseorang mungkin tiba-tiba mengalami kemarahan yang tidak dapat dikendalikan oleh pikirannya.

Episode seperti itu juga bisa disebabkan oleh kelelahan kerja atau prasangka yang diturunkan anak terhadap orang lain.

Misalnya kemarahan terhadap pasangan yang membanjiri rumah tidak bisa diungkapkan karena berbagai alasan. Namun, pada anak-anak yang mungkin tidak dapat merespons karena otoritasnya rendah, orang sering menggunakan kekerasan ini untuk mengungkapkan rasa frustrasinya.

Terkait ledakan emosi, kelelahan, dan masalah psikologis lainnya yang mungkin dialami orang tua, terapis trauma Caezarro Rey Abishur menawarkan tiga pelajaran yang dapat dipetik: Batasi aktivitas berlebihan.

“Mengurangi banyak aktivitas yang menyebabkan kelelahan memberikan stabilitas yang pada akhirnya membantu anak tumbuh dengan baik,” kata pria yang akrab disapa Rhea itu dalam siaran persnya, Sabtu (3/8/2024).

Kutipan pertama ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan kesehatan mental selama kehamilan. Mengingatkan ibu hamil untuk tidak terlalu sibuk, hal ini sangat penting dan bermanfaat bagi kesejahteraan ibu dan anak.

“Hindari melakukan aktivitas yang sangat melelahkan agar beban yang tersimpan di hati tidak meledak.”

Kutipan lain menawarkan nasihat praktis dalam mengelola stres dan mencegah kelelahan emosional. Hal ini penting karena menjaga kesehatan emosi ibu berpengaruh langsung terhadap tumbuh kembang anak dan dinamika keluarga. Dukungan dari orang-orang di sekitar Anda sangatlah penting

“Bantuan atau kerjasama dari orang-orang yang peduli terhadap mereka akan sangat membantu.”

Kutipan ketiga menekankan pentingnya dukungan sosial. Mengingatkan bahwa dukungan keluarga dan teman sangat penting selama kehamilan, yang dapat membantu mencegah dan mengatasi masalah dan gangguan kesehatan mental.

Menurut Rheo, seluruh cuplikan tersebut berkaitan dengan topik kehamilan, kesehatan mental, dan parenting sehingga bermanfaat bagi pembaca.

Kutipan ini menawarkan nasihat praktis yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi ibu hamil dan penyedia penitipan anak.

“Kutipan ini memberikan motivasi dan menekankan pentingnya dukungan sosial dan profesional, yang sangat penting untuk kesejahteraan mental,” kata pencipta Metode Pelepasan Stres ini.

Ia menambahkan, kutipan tersebut membawa pesan harapan dan komitmen terhadap kehidupan yang lebih baik di masa depan, sehingga dapat memotivasi pembaca untuk mengambil tindakan positif.

Rheo pun menanggapi dugaan kasus penganiayaan anak yang dilakukan Meita Irianty, pemilik pusat anak sekaligus pelobi persalinan.

Menurut Rheo, ibu hamil yang menganiaya anaknya mungkin disebabkan oleh pembajakan amigdala atau pembajakan pikiran oleh tubuh.

“Fenomena ini dikenal dengan istilah amigdala hijacking, sebuah proses di mana pikiran bawah sadar membajak seluruh pikiran sadar, rasionalitas, dan pemikiran seseorang. Hal ini sering terjadi saat ibu sedang hamil, saat perubahan hormonal bisa berdampak besar,” kata Rheo.

Hal ini diperparah dengan masalah psikologis yang menumpuk, apalagi jika tubuh mereka menyimpan beban emosional masa lalu, tambahnya.

Beban-beban ini terkadang luput dari perhatian dan menumpuk sedikit demi sedikit, akhirnya menjadi terlalu berat jika Anda tidak tahu cara melepaskannya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto