Beda dengan Cacar Air, Flu Singapura atau HFMD Tak Bentuk Kekebalan pada Anak yang Sudah Terinfeksi

0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Belakangan ini, terjadi peningkatan kasus flu Singapura atau hand-foot-and-mouth disease (HFMD) di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di Depok, Jawa Barat.

Menurut dokter anak Edi Hartoyo, flu Singapura merupakan infeksi virus yang umumnya menimbulkan gejala ringan di Indonesia namun sangat menular.

Beberapa gejala yang terjadi adalah luka pada mulut, lecet atau lepuh berisi cairan pada telapak tangan dan kaki. Kadang-kadang bahkan ada beberapa di dalam tubuh.

Gejala-gejala tersebut seringkali membingungkan masyarakat tentang perbedaan flu Singapura dan cacar air.

Edi menjelaskan, ini adalah dua penyakit yang berbeda. Dari segi lesi atau ketahanannya, lesi flu Singapura bisa hilang dengan sendirinya karena tidak mencapai lapisan kulit yang lebih dalam.

Sedangkan lesi cacar air cenderung lebih dalam sehingga menimbulkan bekas luka dan lebih sulit dihilangkan.

Perbedaan kedua adalah virus penyebab flu singapura tidak menimbulkan kekebalan. Berbeda dengan virus penyebab cacar air yang membangun kekebalan dalam tubuh. Oleh karena itu, cacar air jarang kambuh lagi di kemudian hari, karena tubuh sudah kebal.

Artinya kalau musim ini kena flu Singapura, musim depan bisa tertular lagi kalau bersentuhan. Jadi tidak ada kekebalan terhadap HFMD, masih bisa tertular, jelas Edi dalam pertemuan daring dengan media bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (4/02/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Edi mengatakan ada potensi perluasan penularan flu di Singapura pada musim mudik lebaran.

“Kalau potensi perluasan (penyiaran) ya, ya. Apalagi kalau kita menggunakan angkutan umum,” kata Edi.

Penularan yang meluas bisa dipicu oleh ketidaksadaran orang tua bahwa anaknya mengidap HFMD.

“Karena penyakitnya ringan, orang tuanya tidak menyadari bahwa dia tertular virus, sehingga dia akhirnya pulang dengan bus dan bepergian dengan banyak orang. Jadi risiko perluasan (penyebaran) bisa jadi ya.”

Oleh karena itu, Edi berbagi tips agar anak tidak tertular dan menularkan HFMD saat mudik dan perayaan Idul Fitri.

“Karena penyakit ini ditularkan melalui droplet, melalui kontak, jadi jika anak-anak menunjukkan tanda-tanda seperti lesi di mulut, di telapak tangan, di telapak kaki, kadang di tubuh, mereka harus diisolasi.”

Isolasi anak bukan berarti anak dikurung di kamar, melainkan tidak keluar rumah selama lima hingga tujuh hari.

“Setelah lima sampai tujuh hari sudah tidak menular lagi. Tidak untuk dua minggu, tidak. Kalau dua minggu terlalu lama, malang.

Selain isolasi, cara lain untuk mencegah anak tertular dan menularkan virus penyebab HFMD adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.

Yang kedua adalah memperkuat daya tahan tubuh anak kita. Bagaimana caranya? Istirahat yang cukup, makan yang baik dan banyak minum.

Dengan meningkatkan daya tahan tubuh, maka virus yang masuk ke dalam tubuh anak dapat dihalau, apapun jenisnya.

Cara mutlak ketiga yang harus dilakukan untuk mencegah anak tertular Flu Singapura adalah dengan menghindari kontak dengan pengidap HFMD.

Ketiga: Hindari kontak dengan pasien flu Singapura. Bagi ibu dan ayah yang mengira anaknya menunjukkan gejala tersebut, saya suruh pulang dulu dan jangan bermain dengan temannya agar tidak tertular.

Tunggu, masa penularannya tiga sampai lima hari, jangan terlalu lama, setelah itu tidak menular lagi, tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto