JAKARTA – Syekh Muszaphar Shukor mendedikasikan dirinya sebagai astronot pertama yang mempercepat Ramadhan di luar angkasa. Astronot Muslim Malaysia itu melakukan perjalanan ke luar angkasa untuk misi sepuluh hari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Di sana ia melakukan eksperimen terkait karakteristik dan pertumbuhan sel kanker hati dan leukemia. Selain itu, ia juga menyelidiki pengaruh gayaberat mikro dan radiasi ruang angkasa pada sel dan mikroba untuk menguji protein melawan HIV untuk pengembangan vaksin AIDS.
Syekh Muszaphar Shukor yang juga berdarah Minangkabau terbang pada 10 Oktober 2007 dengan pesawat Soyuz Rusia. Penerbangan ini bertepatan dengan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam, khususnya bulan suci Ramadhan.
Sebagai astronot Muslim, Syekh Muszaphar Shukor bertekad untuk berpuasa di tengah komitmennya untuk menyukseskan misi luar angkasa. Dia melakukan hal ini meskipun Dewan Fatwa Nasional Malaysia mengeluarkan fatwa bahwa misi luar angkasa merupakan pengecualian terhadap puasa.
“Saya setuju bahwa saya seorang Muslim, saya seorang Muslim, tetapi prioritas utama saya adalah melakukan lebih banyak eksperimen. Sebagai seorang Muslim, saya berharap dapat menjalankan tanggung jawab saya, saya berharap dapat melaju ke luar angkasa,” ujarnya seperti dikutip Space. , Kamis (14/3/2024).
Syekh Muszaphar Shukor juga berhasil memenuhi kewajibannya di dunia ini di masa mendatang selama misi luar angkasa. Amalan shalat dan puasanya kemudian dicatat dalam sebuah buku hingga menghasilkan booklet berjudul “Pedoman Melaksanakan Ibadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)”.
Menariknya, pria kelahiran 27 Juli 1972 ini bukan hanya orang pertama yang menjalankan puasa Ramadhan di luar angkasa, tapi juga orang yang merayakan Idul Fitri di sana. Untuk merayakannya, ia membawa bekal sate dan biskuit untuk dibagikan kepada anggota misi lainnya.