designsuperstars.net, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan munculnya beberapa siklon tropis menandakan perubahan iklim menyebabkan peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia. Eddy Hermawan, Peneliti Ahli Senior Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer BRIN, mengatakan saat ini terdapat tiga siklon tropis yang menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah berbeda.
“Storm eye banyak bermunculan, frekuensi kejadian ekstrem semakin meningkat, dan lokasinya pun semakin banyak,” kata Eddy saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/3/2024).
Selain terjadinya siklon tropis di perairan Indonesia yang berbatasan dengan Australia, dua mata badai juga terlihat di Jepang. Eddy mengatakan, mata badai yang muncul saat ini merupakan fenomena luar biasa yang menunjukkan dampak perubahan iklim.
Kehadiran siklon tropis dalam jumlah besar tidak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi, tetapi juga menarik angin dingin dari Kutub Selatan yang membuat udara di Indonesia terasa sangat dingin.
“Salah satu teori dampak perubahan iklim adalah frekuensi fenomena ekstrem akan meningkat. Jadi, tempatnya tidak biasa,” kata Eddy.
Ia pun mencontohkan daerah yang tidak mengalami hujan, namun mengalami hujan, seperti Timur Tengah. Jadi, kutub dinginnya kini mulai turun.
Untuk wilayah tropis seperti Indonesia yang hanya memiliki dua musim, cuaca ekstrem meningkat tidak hanya pada musim hujan, tetapi juga pada peralihan ke musim kemarau.
Eddy mengatakan, kondisi cuaca di Indonesia akan kembali normal jika topan tropis mendekati daratan, karena mata badai memiliki energi yang kuat saat berada di tengah laut, namun membusuk saat mencapai bumi. “Jangan berani (prediksi), karena situasinya masih seperti ini,” kata Eddy.