designsuperstars.net, Jakarta PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana melakukan pembangunan kembali. Keputusan ini untuk memberikan gambaran sebenarnya mengenai posisi keuangan perseroan, dan perseroan yakin akan mampu menjaga kelangsungan usahanya dan terus membaik di masa depan.
Berdasarkan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/4/2024), perseroan berniat melakukan rencana restrukturisasi dengan menghilangkan kerugian (kekurangan) dengan menggunakan premi yang terlalu bervariasi. antara penyertaan modal dan nilai nominal saham.
Oleh karena itu, sebagai langkah selanjutnya, perseroan akan menata kembali modalnya melalui rencana kuasi-reorganisasi, yaitu dengan menghilangkan kerugian (defisit) dengan biaya-biaya yang terkait.
Melalui aksi korporasi ini, BUMI akan memperoleh laba ditahan yang mencapai $2,35 miliar pada tahun 2023. Sebagai imbalannya, tambahan modal BUMI yang mencapai $2,05 miliar akan berkurang menjadi USD -298,69 juta. Ekuitas bersih BUMI tidak mengalami perubahan.
Atas rencana kerja tersebut, perseroan bermaksud meminta persetujuan pemegang saham perseroan dalam Rapat Khusus Pemegang Saham (RUPSLB) pada Kamis, 30 Mei 2024.
Rencana Kuasi Reorganisasi mempunyai banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain pertama, memberikan gambaran yang jelas mengenai keuangan perusahaan saat ini dan masa depan. Perseroan berharap dapat melanjutkan usahanya dengan lebih baik (fresh start), dengan posisi keuangan saat ini dan tidak terbebani dengan keuangan masa lalu.
Kedua, memperbaiki model ekuitas perusahaan dengan menghilangkan defisit dengan menggunakan distribusi biaya yang merupakan selisih antara modal dan harga pokok barang yang dibagi.
Ketiga, dengan tidak mengalami defisit maka perusahaan dapat memberikan dampak positif kepada pemegang saham karena perusahaan dapat membagikan dividen sesuai ketentuan yang berlaku sehingga menimbulkan adanya minat dan preferensi bagi para investor yang mempunyai suatu perusahaan.
Keempat, dengan posisi keuangan yang tidak terbebani dengan keluhan-keluhan sebelumnya, diharapkan perusahaan akan lebih mudah memperoleh pembiayaan untuk pengembangan usaha. Kelima, menjadikan produk, investasi bagi investor dan nilai perusahaan lebih menguntungkan.
Perusahaan menunjukkan peningkatan kinerja bisnis dalam 3 tahun terakhir meski menghadapi harga energi yang tidak stabil. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan sebesar 82% dari sebelumnya USD 1.008,2 juta pada tahun 2021 menjadi $1.830,1 juta pada tahun 2022.
Pendapatan perusahaan meningkat signifikan karena kenaikan harga energi dunia akibat kurangnya pasokan/permintaan batu bara dan akibat perang Rusia-Ukraina. Pendapatan akan turun hanya sebesar 8,2% pada tahun 2023 meskipun terjadi penurunan biaya sebesar 33% dibandingkan tahun 2022.
Pada Oktober 2022, perseroan akan melunasi seluruh utang Penundaan Pembayaran Pembayaran (PKPU) melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Pendahuluan (PMTHMETD) sebesar USD 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun.
Dengan pelunasan Pinjaman PKPU tersebut, maka perseroan menjadi perusahaan bebas hutang dan tidak bertanggung jawab atas pembayaran bunga Pinjaman PKPU sejak bulan Desember 2017.
Pendapatan rata-rata 3 tahun tahun ini dari pemilik situs utama adalah USD 234,7 juta. Selain itu, perusahaan juga memiliki prospek yang baik, terbukti dengan kinerja laporan keuangan tahunan yang sangat baik selama 3 tahun berturut-turut.