JAKARTA – Platform sosial X memutuskan hengkang dari Brasil, setelah ancaman penangkapan terhadap karyawannya diduga dikeluarkan Mahkamah Agung.
Keputusan mengejutkan ini merupakan buntut dari serangkaian perselisihan antara pemerintah Brasil dan pemilik X, Elon Musk. X secara terbuka menolak perintah sensor yang diduga dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Brasil, dengan dalih kebebasan berekspresi.
Awal tahun ini, hakim Alexandre de Moraes memerintahkan penangguhan beberapa akun yang diduga milik militan digital, sekelompok orang berpengaruh yang terkait dengan mantan presiden sayap kanan Jair Bolsonaro.
Kelompok ini dituding menyebarkan misinformasi tentang anggota Mahkamah Agung. Musk mengancam akan menghapus semua pembatasan, mengklaim bahwa keputusan tersebut adalah permintaan terberat negara mana pun di dunia, dan meminta pengunduran diri hakim tersebut.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di Platform X, Global
Dr.
“Moraes memilih untuk mengancam staf kami di Brasil daripada menghormati hukum atau proses hukum,” demikian bunyi postingan yang dilansir RT.com.
“Konsekuensinya, untuk melindungi keselamatan personel kami, kami memutuskan untuk menutup operasi kami di Brasil, yang berlaku segera,” dan menyalahkan Moraes “sepenuhnya”.
Perusahaan menambahkan bahwa layanannya akan tetap tersedia untuk pengguna Brasil. Elon Musk, yang mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 dan kemudian menamainya X, menggemakan pernyataan tersebut, menyebut Moraes sangat memalukan bagi keadilan.
Dalam postingan berikutnya dia menjelaskan bahwa keputusan untuk menutup kantor tersebut dibuat sebagai tanggapan terhadap sensor rahasia dan permintaan untuk menyerahkan informasi pribadi.
Mahkamah Agung Brasil menolak mengomentari kasus ini, dan mengatakan pihaknya tidak akan mengkonfirmasi atau menyangkal keaslian dokumen yang diajukan