designsuperstars.net, Center for Strategic Development Initiatives Indonesia (CISDI) yang berbasis di Jakarta, melaporkan ketiga calon presiden (kandidat) gagal mengatasi akar permasalahan kesehatan Indonesia yang bersifat sistemik dan struktural pada debat terakhir.
Pendiri CISDI Diah Satyani Saminarsih mengatakan Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo masih fokus pada isu kesehatan dangkal dalam debat capres. Padahal permasalahan kesehatan merupakan permasalahan yang kompleks. Kita memerlukan solusi politik, bukan sekedar pendekatan medis, misalnya menambah jumlah dokter.
Diah mengapresiasi upaya preventif yang dilakukan ketiga calon presiden tersebut. Namun upaya pencegahannya masih sebatas pendekatan individual.
“Negara benar-benar bertanggung jawab menyediakan, menciptakan, dan memfasilitasi lingkungan yang memungkinkan masyarakat menjalani pola hidup sehat secara berkelanjutan,” kata Diah dalam konferensi pers debat capres terakhir. dibahas dalam Masalah Kesehatan’.
Sayangnya, pembatasan akses terhadap rokok tidak dibahas
Diah mengatakan, dalam debat tersebut sebaiknya disinggung pembahasan kebijakan yang memudahkan masyarakat hidup sehat. Termasuk isu pembatasan akses terhadap tembakau. Sayangnya, tidak ada pembicaraan mengenai hal itu pada Minggu malam, 4 Februari.
Akses terhadap tembakau yang kemarin tidak dibahas, lebih mudah, kata Diah, dilansir Antara.
Terkait kesehatan perempuan, Diah juga menilai pemerintah ke depan perlu mengambil kebijakan. Harus ada kebijakan kesehatan yang mendengarkan kebutuhan perempuan agar dapat memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas.
“Perempuan memiliki begitu banyak kompleksitas dalam menjalani kehidupan mereka di komunitas dan populasi, dan hal ini memerlukan intervensi yang mereka hadapi, yang harus ditangani antara lain melalui kebijakan kesehatan yang memperhatikan kebutuhan perempuan sehingga mereka dapat menerima layanan kesehatan yang berkualitas. Ada wanita di sini, termasuk gadis remaja. cewek,” kata Diah.
Ia juga berharap terciptanya kebijakan terkait masyarakat sipil, media, dan akademisi. Sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat didasarkan pada keahlian dan bukti ilmiah.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adhib mengatakan pembahasan isu kesehatan pada debat capres lalu masih kurang mendalam dan canggih. Namun, ia memahami hal itu karena keterbatasan waktu dan ditambah dengan topik lain yang diangkat dalam debat kemarin.
Namun, dia menyebut beberapa pernyataan calon presiden tersebut tidak menyentuh persoalan kesehatan.
“Beberapa hal yang disebutkan tidak mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya,” katanya.
Adhi mengatakan, pembuatan program harus diawali dengan identifikasi permasalahan kesehatan. Menurut Adhib, hal itu tercermin dari program yang diusung calon presiden nomor satu Anies Baswedan dan calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo.
Saya berterima kasih kepada Pak Anies dan Pak Ganjara yang memaparkan aspek penilaian kebutuhan. Keduanya kemudian juga berbicara tentang motivasi dan upaya pencegahan. Kepedulian terhadap pemangku kepentingan kesehatan, kata Adhib.
Sedangkan Prabowo, calon presiden nomor dua, lebih fokus ke hilir. Misalnya membangun rumah sakit, menyediakan dokter, mengirim dokter ke sekolah.