Dari SIM hingga Vaksin, Penggabungan 9 Layanan Digital Terpadu Rampung Mei 2024

Read Time:2 Minute, 44 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, Indonesia saat ini bersiap mencetak sejarah baru sebagai negara dengan layanan digital seperti negara maju lainnya.

Belakangan ini, lanjut Anas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus melakukan pembinaan terhadap integrasi layanan digital.

“Aspek regulasi telah dilengkapi dengan beberapa Keputusan Presiden yang ditandatangani oleh Presiden, dan sejak Januari 2024 hingga saat ini, para Menteri/tim lembaga bekerja dan bekerjasama untuk mewujudkan sejarah baru, dimana layanan digital akan terintegrasi untuk pertama kalinya di Indonesia. Interoperabilitas ribuan aplikasi layanan tersebut. “Saat ini, hingga saat ini terpisah-pisah,” kata Azwar Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (26/03/2024).

Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik (LKPP) ini menambahkan, terdapat 9 layanan prioritas yang terintegrasi pada tahap awal. Diantaranya adalah pendidikan, kesehatan, layanan dukungan sosial, SIM, izin acara, pembayaran digital, layanan ASN, dan pengelolaan kependudukan.

“Sembilan layanan prioritas seperti layanan kesehatan memiliki produk yang berbeda-beda, antara lain janji temu ke rumah sakit, janji temu dengan dokter, vaksinasi, dan imunisasi. Setelah edukasi tersebut, program Indonesia Pintar dan beberapa lainnya. Targetnya Mei (2024) selesai, jelas Anas.

Secara paralel, integrasi lain sedang dipersiapkan seperti imigrasi, tempat pengurusan sertifikat, lowongan dari berbagai sektor, serta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

“Dengan demikian ke depan konsep tersebut akan diintegrasikan dalam perjalanan hidup seseorang, momen-momen hidup, pelayanan sejak lahir hingga meninggal, semuanya berbasis digital. Rasanya seperti berada di negara asing. Jadi ketika seseorang ingin melahirkan, tinggal login saja maka mereka akan mengetahui dan menerima haknya atas setiap layanan,” jelasnya.

“Bagaimana jika kamu sakit? Begitulah keadaannya ketika Anda kuliah. Semuanya terintegrasi dalam satu portal, tidak perlu mendownload ratusan aplikasi, tidak perlu mengisi informasi berkali-kali,” jelas Anas.

 

Hingga saat ini, lanjut Anas, sebagian layanan pemerintah sudah bersifat digital, namun terisolasi satu sama lain. Tidak ada interaksi, termasuk data. Puluhan ribu aplikasi layanan publik baik pusat maupun daerah ada di masyarakat dan membingungkan warga dalam mengakses layanan publik.

“Pelayanan belum sepenuhnya berpusat pada pengguna (bukan berpusat pada pengguna), melainkan pendekatan badan publik. Ketika masyarakat/masyarakat misalnya ingin mengakses layanan kesehatan, maka harus mengunduh informasinya dan mengisinya di aplikasi kesehatan,” ujarnya.

“Kemudian jika ingin mengakses layanan pendidikan, unduh kembali aplikasi pendidikan dan isi kembali informasinya. Jika ingin mengakses puluhan layanan, Anda harus mengunduh puluhan aplikasi dan mengisi puluhan informasi lagi. padahal presiden ingin mudah dan cepat, tapi masyarakat kesulitan,” imbuhnya.

Hal berbeda terjadi di semua negara maju. Ketika warga negara di sebagian besar negara maju membutuhkan layanan dari pendidikan, layanan kesehatan, dan sektor lainnya, mereka langsung masuk ke dalam sistem yang terintegrasi.

 

“Kalau bicara negara transformasi digital sering dijadikan panggung, warganya perlu mengakses satu sistem atau portal untuk semua jenis layanan. Aksesnya single sign-on (SSO), dan satu kali entri data. Dalam kasus kami, “Masih belum ada, makanya Presiden Jokowi ingin ini diselesaikan secepatnya,” jelas Anas.

Presiden Jokowi menekankan percepatan beberapa langkah teknis. Tim digital pemerintah atau GovTech kini telah dibentuk dengan nama INA Digital. GovTech adalah tim pemerintahan digital yang berkomitmen untuk mengintegrasikan dan memimpin layanan digital nasional.

“Tim GovTech bersama Tim Nasional SPBE dan berbagai Kementerian/Lembaga terus menggelar pertemuan maraton karena banyak hal teknis yang perlu dikonsolidasi, seperti integrasi identitas digital penduduk, NIK, SIM identitas digital terintegrasi, NIP jika WNI ASN, paspor, dan sebagainya. “Dilanjutkan pada tingkat teknis, bukan pada rapat resmi,” tegasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Penjualan Mobil Listrik Global Naik 13 Persen, Ditopang China dan Merek BYD
Next post 403