designsuperstars.net, Jakarta Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjadi pembicara pada sesi diskusi forum bisnis bertema “Forging Smart & Sustainable Industry” – Women in Industry 4.0 yang diselenggarakan di Hannover, Jerman, pada Senin (22/4).
Dalam forum tersebut, Nick menegaskan komitmen Pertamina dalam mendorong semakin pentingnya peran perempuan di sektor energi nasional. Tanpa ragu, Grup Pertamina mematok target maksimal 25% pemimpin perempuan di wilayah bisnisnya. Dengan jumlah tersebut, kontribusi perempuan di sektor energi diperkirakan akan meningkat.
Nick meyakini perempuan bisa memainkan peran strategis, tidak hanya peran pendukung, tapi hingga level kepemimpinan. Saat ini jumlah pegawai perempuan di Pertamina sekitar 18% dan sebagian besar menduduki posisi support, serta persentase di level manajemen sekitar 20%.
“Kami menargetkan peningkatan angka tersebut menjadi 25% pada tahun ini, begitu pula BUMN untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja,” kata Nick.
Menurutnya, Pertamina kini telah membentuk komunitas yang didedikasikan untuk pemberdayaan pekerja perempuan. Komunitas menawarkan pelatihan, pendampingan dan program khusus yang ditujukan untuk karyawan dan Universitas Pertamina.
“Kami memiliki kuota khusus yang menyatakan bahwa persentase peserta tertentu harus perempuan,” tambah Nick.
Nick mengatakan, Pertamina juga fokus pada pengembangan dan pemberdayaan perempuan bagi UMKM. Sebelumnya, hanya sedikit UMKM binaan Pertamina yang dimiliki oleh perempuan.
“Sekarang lebih dari 50 persen UKM kita (Pertamina) dimiliki oleh perempuan. Kita punya program khusus untuk meningkatkan peran perempuan di perusahaan kecil dan menengah. Kita juga punya program magang yang mengalokasikan sebagian kuotanya ke memberi perempuan lebih banyak kesempatan,” katanya.
Meski begitu, lanjut Nick, Pertamina menyadari masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan di sektor energi. Hal ini harus dimulai dari kesadaran dan pemahaman terhadap keluarga dan lingkungan yang memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk menjadi pemimpin yang baik.
“Saya bangga sekali Pertamina Holding kini memiliki dua direktur perempuan. Dan kami diakui tidak hanya di dalam negeri tapi juga internasional,” imbuhnya.
Sebagai top leader di Pertamina, Nicke terus meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan diri para pekerja perempuan bahwa mereka bisa menjadi bagian dari perjalanan perusahaan dengan memberdayakan mereka dan mengubah cara pandang mereka.
Dalam kesempatan tersebut, Nick menyoroti sejumlah isu penting untuk meningkatkan peran perempuan di sektor energi di Indonesia.
Pertama, masih adanya stereotip dan prasangka gender. Ia ingin memberikan pesan yang kuat kepada seluruh perempuan bahwa perempuan perlu membuktikan diri bahwa kita mampu, dan prasangka serta persepsi hanyalah mitos belaka.
Menurut Nick, perempuan perlu meningkatkan kemampuan mereka dan membuktikan kepada orang lain bahwa perempuan memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi pemimpin global di sektor energi.
Kedua, sektor energi sangat bergantung pada pendidikan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, Matematika). Ia mengungkapkan, data menunjukkan saat ini rata-rata lulusan hanya 19% yang terjun di bidang STEM dan 50 persen diantaranya memilih sektor energi.
Isu ketiga yang diungkapkan Nick adalah keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan. “Sebagai perempuan, tentunya sebagai perempuan pekerja dan ibu kita juga mempunyai peran strategis dan kita harus menyeimbangkannya,” kata Nick.
Nick menekankan pentingnya pendidikan dan sistem yang mendukung perempuan dalam menyeimbangkan peran tersebut.
Isu keempat adalah kebijakan tempat kerja. “Contohnya di Pertamina, kami punya kebijakan yang harus dihormati, yaitu kebijakan tempat kerja yang menghormati. Kami menyampaikan pesan yang sangat kuat untuk menolak segala bentuk pelecehan,” tegas Nick.
Dan yang terakhir, kita harus meningkatkan peran lingkungan hidup, khususnya dalam meningkatkan dan mempertinggi persepsi terhadap budaya dan situasi sosial.
“Jadi 5 permasalahan ini perlu diatasi agar perempuan Indonesia bisa lebih berpartisipasi di sektor energi,” tutup Nick.
Pertamina sebagai perusahaan terdepan di sektor transisi energi berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi tahun 2060 dengan menggalakkan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
(*)