Disebut Jokowi Lebih Bergizi, Ini Kandungan Minyak Makan Merah

Read Time:3 Minute, 48 Second

designsuperstars.net, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pabrik Minyak Goreng Merah yang berlokasi di Wilayah 1 PTPN I (sebelum merger merupakan wilayah kerja PTPN II), Desa Pagar Merbau II, Distrik Pagar Merbau, Delhi Kabupaten Serdang, Sumatera Utara, Kamis (14/3/2024).

Pabrik tersebut merupakan hasil inovasi yang dirancang dan dibangun oleh salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara dan Unit Usaha Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Badan Pengelola dana perkebunan kelapa sawit.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan kehadiran pabrik pertama penghasil minyak nabati merah ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi produsen kelapa sawit. Oleh karena itu kami membangun pabrik minyak nabati merah, ini merupakan yang pertama dan kami berharap dapat memberikan nilai baik bagi produsen kelapa sawit, terutama yang sudah berbentuk koperasi. “Jadi harga TBS (tandan buah segar) tidak naik turun karena di sini semuanya diolah menjadi produk jadi yaitu minyak goreng merah,” jelasnya.

Perlu diketahui bahwa minyak goreng merah PPKS mengandung kadar vitamin E dan karoten yang lebih tinggi dibandingkan minyak sawit merah nabati lainnya. Minyak nabati merah juga mengandung lebih sedikit asam lemak jenuh dibandingkan minyak sawit murni (VPO) dan terbukti lebih unggul dibandingkan minyak nabati karena masih dapat mempertahankan kandungan fitonutriennya.

Dengan berbagai manfaat nutrisi tersebut, minyak goreng merah dapat dijadikan bahan pangan multifungsi, mulai dari menggoreng hingga dikonsumsi langsung sebagai minyak goreng. Komposisi asam lemak

Kandungan fitonutrien, komposisi asam lemak dan vitamin E menjadikan minyak goreng merah sebagai produk yang memiliki fungsi strategis. Selain untuk upaya pemberantasan stunting, juga dapat digunakan sebagai bahan aktif produk kosmetik yang dapat mencegah penuaan dini dan sebagai bahan farmasi untuk mencegah penyakit degeneratif.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengajak masyarakat untuk memanfaatkan produk nasional sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk secara berkelanjutan.

“Beberapa chef mencobanya dan berkata, ‘Pak, minyak goreng merah ini berbeda.’ “Lebih enak dan kontrol nutrisinya lebih baik,” jelasnya.

Presiden menambahkan, pembukaan pabrik ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi, yakni proses peningkatan nilai tambah produk melalui transformasi menjadi produk jadi. “Jangan jual TBS, jangan jual CPO, kalau bisa seperti itu. Tidak apa-apa,” tegasnya.

Indonesia sebagai negara dengan luas perkebunan kelapa sawit mencapai 15,3 juta hektar, dimana 40,5 persen diantaranya dimiliki oleh petani, terus berupaya meningkatkan nilai tambah produksi nasional.

Menteri Negara Eric Thohir berulang kali menyatakan bahwa pemerintah terus mengembangkan ekosistem hilir kelapa sawit. Hal ini dilakukan agar produsen kelapa sawit juga mendapatkan manfaat dari nilai tambah produk kelapa sawit yang ditanamnya.

“Jadi kita tidak hanya menjual tandan buah segar saja, padahal masih ada beberapa jenis olahan kelapa sawit lainnya yang tidak kalah potensialnya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Salah satunya, lanjut Eric, minyak nabati merah yang sudah dibangun pabrik pengolahannya dan akan segera beroperasi di Sumut. “Kami ingin membuat terobosan.” Untuk setiap seribu hektar perkebunan kelapa sawit, petani harus mempunyai tanaman minyak nabati merah sendiri. “Perekonomian kerakyatan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan perekonomian nasional,” ujarnya.

Menteri BUMN mengatakan, keberadaan pabrik minyak nabati merah ini diciptakan agar BUMN bisa melakukan intervensi terhadap perekonomian, khususnya dalam menghadapi kelangkaan minyak nabati. “Kami terus melibatkan ekonomi kerakyatan yaitu petani, itu yang kami ingin berkelanjutan, memberikan kepercayaan masyarakat untuk mengelola sumber daya alamnya,” tambah Eric.

 

 

Sementara itu, Direktur Senior Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani yang turut mendampingi peresmian mengatakan, Pabrik Minyak Goreng Merah Pagar Merbau merupakan salah satu pilot project dari tiga pabrik serupa yang juga akan dibangun di wilayah utara. Sumatra. Dua pabrik di antaranya rencananya akan dibangun di wilayah Asahan dan Langkat.

Pabrik minyak nabati Red Pagar Merbau, lanjut Ghani, akan mengolah tandan buah segar mentah (TBS) dari sekitar 1.000 hektar lahan kelapa sawit milik Grup PTPN. Kapasitas pengolahan pabrik ini 10 ton CPO per hari dan target produksi minyak nabati merah 7 ton per hari, jelasnya.

Pembangunan pabrik minyak nabati merah diharapkan dapat dilakukan di pabrik kelapa sawit seluruh Indonesia. Dengan cara ini kita berharap tidak ada lagi permasalahan minyak goreng bagi masyarakat kecil. “Selanjutnya, kami berharap hal ini dapat menyelesaikan masalah kemacetan dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Ghani.

Keberadaan pabrik minyak nabati merah ini akan memberikan solusi kepada para petani kecil dimana mereka juga akan mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih banyak dari sekedar menjual TBS. Dengan rata-rata budidaya sawit seluas 2 hektar per keluarga, satu pabrik bisa melibatkan 500 keluarga petani dalam hilirisasi produksi sawit.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Pj Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki turut mendampingi Presiden saat meresmikan pabrik tersebut. Gubernur Sumut Hasanuddin dan Bupati Deli Serdang Muhammad Ali Yusuf Siregar.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Biodata dan Deskripsi 10 Karakter Keluarga Hong Hae-in ‘Queen of Tears’
Next post Asam Lambung Sering Naik Saat Beraktivitas? Jangan Panik, Lakukan 4 Tips Ini untuk Mengatasinya