Dokter Ungkap Keterlambatan Penanganan Kanker Serviks Pengaruhi Ketahanan Hidup Pasien

Read Time:2 Minute, 3 Second

designsuperstars.net, Jakarta Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Oleh karena itu, menurut dokter kandungan Askander Tjokropraviro, dokter spesialis onkologi, seharusnya tidak bersifat kanker.

Jika hal ini terjadi, sebaiknya segera diobati tanpa menunggu gejala bertambah parah. Sebab, keterlambatan pengobatan akan berdampak pada kelangsungan hidup pasien. Pengukuran yang dilakukan untuk kanker bertujuan untuk memprediksi tingkat kelangsungan hidup lima tahun.

“Semua penyakit kanker selalu menggambarkan tingkat kesembuhannya. Misalnya, tingkat kelangsungan hidup lima tahun pada kanker serviks stadium pertama mencapai 90 persen,” tanya Health kepada designsuperstars.net dalam konferensi pers Hari Kanker Sedunia bersama Kementerian Kesehatan di Indonesia. Kamis (22/2/2024) adalah tanggapan para Brahmana.

Tingkat kelangsungan hidup sebesar 90 persen berarti jika 100 orang menderita kanker serviks stadium 1, 90 orang masih dapat hidup setelah lima tahun.

“Beginilah gambaran prognosis penyakit kanker.” Otomatis, semakin tinggi stadiumnya, semakin buruk prognosisnya, dan semakin rendah pula tingkat kelangsungan hidupnya.

Misalnya, tingkat kelangsungan hidup kanker serviks stadium 1 adalah 90 persen, sedangkan tingkat kelangsungan hidup kanker serviks stadium 4 turun menjadi 20 persen. 

Brahman mengatakan, mengobati kanker serviks sekarang atau secepatnya akan berbeda dengan mengobati kanker serviks tiga bulan kemudian.

Hal ini karena sel kanker tumbuh sangat cepat. Kalau masih tahap 1 setelah enam bulan, mungkin tahap 3.

“Cara pengobatannya berbeda, efektivitas pengobatannya berbeda, kecepatan kesembuhannya juga berbeda. Artinya, semakin cepat diagnosisnya, semakin baik. “Karena pengobatan dini, hasilnya bagus dan tingkat kelangsungan hidup lebih baik,” ujarnya.

Untuk mencegah kanker serviks, Brahms menyarankan masyarakat, khususnya perempuan, untuk melakukan vaksinasi HPV sejak usia muda.

“Kemudian periksa secara berkala apakah ada keluhan atau tidak ada keluhan. Jangan tunggu sampai ada keluhan. Alasannya? Jerawat tidak selalu mendatangkan keluhan. Jadi ada keluhan atau tidak, tetap diperiksa.”

Lesi pra-kanker, seperti yang dijelaskan oleh para Brahmana, berarti telah terjadi mutasi sel tetapi belum ada tumor yang muncul.

Brahman menjelaskan, gejala kanker serviks bisa mirip dengan miom dan kista.

“Kami selalu mengajari calon dokter dan calon dokter setiap kali seorang wanita mengalami pendarahan vagina yang tidak normal dan dia berhubungan seks, dokter harus memeriksa leher rahimnya.”

“Artinya melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa leher rahim pada prinsipnya. “Setiap wanita mengalami pendarahan yang tidak normal.”

Pendarahan yang tidak normal dapat memiliki tingkat keparahan yang bervariasi. Seperti haid berkepanjangan, haid prematur, pendarahan setelah berhubungan seks.

“Apakah ini mirip dengan klaim miom? Ya. Mioma bisa menyebabkan pendarahan, tapi dokter akan memeriksa leher rahim hanya dengan memasukkan alat ke dalam vagina lalu memeriksa leher rahim.” “

“Jadi kalau saya ditanya (gejalanya) ‘Apakah bisa sama?’

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Jadwal ‘Kiamat’ Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah
Next post Kurangi Polusi, IPB University Bakal Lakukan Kuliah Online Lagi