Fenomena Aneh saat Letusan Dahsyat Gunung Kilauea pada 2018 Terkuak

Read Time:1 Minute, 26 Second

Nevada – Bencana letusan Gunung Kilauea di Hawaii pada tahun 2018 tidak hanya menimbulkan kerusakan parah, tetapi juga membuka mata para ilmuwan terhadap kemungkinan adanya mekanisme letusan gunung berapi yang benar-benar baru.

Seperti dilansir Daily Mail, rangkaian unik 12 letusan yang menghancurkan 700 rumah dan membuat lebih dari 2.000 orang mengungsi, menunjukkan pola yang tidak biasa: letusan yang terjadi secara rutin.

Berbeda dengan letusan gunung berapi yang biasanya tidak memiliki pola tertentu.

Para ilmuwan, termasuk ahli vulkanologi Universitas Oregon Leif Carlstrom, dibuat bingung dengan fenomena tersebut. “Biasanya, letusan gunung berapi tidak terjadi secara teratur,” jelas Carlström.

Letusan gunung berapi biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan magma, uap bawah tanah, atau kombinasi keduanya. Namun letusan Kilauea menunjukkan tanda-tanda mekanisme tersebut.

Pada tahun 2019, dua ahli vulkanologi mengajukan teori baru: letusan di sepanjang Zona Celah Timur Kilauea, yang dialiri oleh sungai lava bawah tanah, mungkin disebabkan oleh mekanisme “ledakan roket”.

David Shelley dan Weston Thelen dari Survei Geologi AS (USGS) menjelaskan bahwa dalam kasus Kilauea, “penghentakan” terjadi ketika lava jatuh ke lantai di atas ruangan.

Ia mendorong gas, batu dan lava keluar dari kedalaman, menyuntikkan udara ke dalam tabung dan menembakkan material keluar seperti roket.

Mekanisme “serangan roket” ini masih dipelajari, namun letusan Kilauea menunjukkan kemungkinan adanya mode letusan gunung berapi yang baru. Penelitian ini akan membantu para ilmuwan lebih memahami dan memprediksi letusan gunung berapi di masa depan.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menguji teori ini dan lebih memahami letusan Kilauea.

Letusan Kilauea pada tahun 2018 merupakan peristiwa penting yang membuka wawasan baru tentang cara kerja gunung berapi.

Dengan mempelajari letusan ini, para ilmuwan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang bahaya gunung berapi dan mengembangkan cara yang lebih baik untuk memprediksi dan memitigasi letusan di masa depan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Cyber University, Kampus Fintech Pertama di Indonesia dengan Program CLP
Next post Netting Adalah Pukulan Halus Mendekati Net, Begini Cara Melakukannya
PAY4D slot jepang slot 1000 jepang slot lapaktoto