designsuperstars.net, Jakarta – Pendidikan; budaya Kementerian Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan, program magang atau kerja penyeberangan bagi pelajar di Jerman bukanlah program sekolah mengajar gratis (MBKM). Ia tertular sebagai bagian dari Operasi Dugaan Kriminal (TPPO) yang melibatkan mahasiswa magang di Jerman yang melibatkan 1.900 orang.
“Ferien Jobs tidak sesuai dengan program MBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Kiki Yuliati, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat rapat dengan DPR RI dan Kelompok Kerja (Raker) . Jakarta Rabu (3/4/2024).
Pekerjaan Ferien didefinisikan dalam Pasal 2 Kode Perburuhan Jerman, Bagian 14; Ayat (2) bersifat terbatas yang berarti upah menurut jenis pekerjaan hanya pada hari libur resmi sekolah atau hari libur resmi sekolah; Itu berarti pekerjaan fisik. Pekerjaan Ferien hanya dimaksudkan untuk mengisi kekurangan tenaga kerja fisik di Jerman dan untuk mengisi liburan semester mahasiswa, sehingga tidak berlaku untuk bidang akademik.
Hal ini menunjukkan kepada Kiki bahwa tujuan dari layanan feri bukanlah untuk mencari pengalaman budaya atau memperoleh keterampilan bahasa. Karena jika siswa mengikuti pekerjaan penyeberangan, mereka harus memiliki kemampuan komunikasi bahasa Jerman yang baik.
Masa kerja maksimal untuk pekerjaan penyeberangan adalah 90 hari dalam jangka waktu 12 bulan selama hari libur sekolah resmi negara tersebut. Kiki mengatakan, mereka tidak bisa memperpanjang jam kerja.
Kiki menyatakan, informasi mengenai pekerjaan penyeberangan tersebut tidak terkait dengan magang dan bukan program MBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskannya, magang yang termasuk dalam program MBKM tidak dilaksanakan pada hari libur melainkan dilaksanakan pada semester berjalan karena diharapkan dapat membantu nilai atau prestasi akademik mahasiswa.
Selain itu, magang yang dilakukan di MBKM harus menghubungkan pembelajaran dimana mahasiswa akan memperkuat keterampilan yang termasuk dalam program studinya. Keduanya tidak sama, namun harus diselaraskan untuk meningkatkan pembelajaran di kampus.
“Ini semua tentang pembelajaran berdasarkan pengalaman, sehingga tugas-tugas yang bersifat fisik (seperti pekerjaan feri) dan otomatis seringkali tidak nyaman bagi MBKM,” kata Kiki.