Friendship Marriage Sedang Tren di Jepang, Anak Muda Menikah Tanpa Cinta dan Hasrat Seksual

Read Time:3 Minute, 53 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, semakin sedikit anak muda di Jepang yang ingin menikah dan berkeluarga. Namun muncullah pernikahan yang sedikit berbeda, yaitu pernikahan persahabatan.

Melaporkan dari Hindustan Times, Kamis 30 Mei 2024, ajang nikah silaturahmi banyak dipilih oleh generasi muda dengan rata-rata usia 32 tahun dan pendapatan rata-rata.

Melalui pernikahan persahabatan, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat menjalin hubungan pernikahan tanpa cinta dan seks. Jadi, konsep pernikahan ini mengarah pada kesamaan nilai dan kepentingan.

“Praktik ini dipandang sebagai alternatif dari pernikahan konvensional. Pasangan yang menganut konsep ini menikah berdasarkan nilai dan minat yang sama,” tulis laporan South China Morning Post. Lantas, apa jadinya dalam pernikahan dengan gagasan pernikahan persahabatan?

Pada dasarnya, mereka yang menikah dengan konsep ini adalah pacaran yang sah, namun tidak ada hubungan seksual atau intim yang terlibat. Jika mereka memutuskan ingin mempunyai anak, mereka akan menggunakan inseminasi.

Konsep ini seringkali populer di kalangan heteroseksual, homoseksual dan berbagai kelompok yang menentang pernikahan adat. Suami istri ini tidak seharusnya saling mencintai.

Mereka menghabiskan waktu bersama berdasarkan minat yang sama. Dalam hubungan pernikahan yang intim, pasangan menjadi manusia yang hidup bersama dan menjalani hidup bersama. Namun, mereka juga bisa melakukan hubungan seksual dengan orang lain.

“Aku tidak pantas menjadi pacar seseorang, tapi aku bisa menjadi teman yang baik.” Saya hanya ingin seseorang yang mempunyai keinginan yang sama bisa melakukan aktivitas yang sama bersama-sama,” ujar salah satu pemuda yang menganut sentimen tersebut.  

 

Meski terkesan sepele dan gratis, beberapa pasangan suami istri tetap memanfaatkan pembagian pekerjaan rumah, mengurus pengeluaran, dan merencanakan penataan rumah sehari-hari. Tapi sekali lagi, mereka bersama bukan karena cinta, tapi karena kepentingan bersama.

Menurut Livemint, lebih dari 70 persen pasangan yang tinggal bersama memilih menjalin hubungan ini demi memiliki anak. Pasalnya, seperti negara-negara dengan budaya timur lainnya, perempuan belum menikah di Jepang masih sulit menjadi ibu.

Tren ini sangat populer di kalangan lajang dan kaum gay, serta di kalangan generasi muda dengan pendapatan di atas rata-rata nasional. Colous, sebuah organisasi yang terutama bergerak di bidang pernikahan persahabatan, mencatat sekitar 500 orang di Jepang telah mencoba menggunakan konsep hubungan ini, bahkan sejak tahun 2015.

Jika mengacu pada kata ini, maka pernikahan persahabatan bisa diartikan sebagai pernikahan antara dua orang sahabat atau sahabat baik. Namun pernikahan ini juga bisa dilakukan oleh dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal. Ada orang yang baru bertemu dan akan meluangkan waktu untuk saling mengenal sebelum memutuskan menikah.

Jepang menghadapi banyak masalah sosial, termasuk peningkatan jumlah orang lajang karena orang terlambat menikah atau tidak menikah sama sekali. Maka pemerintah berupaya mengatasi hal tersebut dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Pemerintah di berbagai negara bagian telah berhasil menerapkan aktivitas perjodohan tradisional menggunakan AI untuk membantu menemukan pasangan yang cocok di antara calon mitra. Konon, perselisihan ini terkadang membuat orang tak menyangka akan tetap menikah.

Belakangan ini pemerintah telah melakukan intervensi dan memberikan dukungannya pada program-program yang dapat mengatasi kependudukan di seluruh negeri. Hibah untuk acara olahraga AI yang didanai publik diperpanjang mulai tahun fiskal 2021.

Mengutip Kyodo, Minggu 16 Februari 2024, menurut Badan Anak dan Keluarga, 37 dari 47 prefektur di Jepang telah menawarkan layanan kencan AI untuk membantu menemukan pasangan sejak akhir Maret tahun lalu, dan Pemerintah Metropolitan Tokyo telah bergabung dengan mereka. Desember 2023.

Prihatin dengan penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, Ehime di wilayah barat Jepang telah menggunakan data besar untuk mencocokkan orang-orang dengan kandidat potensial. Sistem prefektur merekomendasikan pasangan berdasarkan informasi pribadi yang terdaftar di situs dukungan pernikahan dan riwayat penelusuran internet dari orang yang mencari pasangan.

“Tujuan dari program ini adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat agar tidak hanya melihat di sekolah mana atau usianya saja,” kata Hirotake Iwamaru, konsultan di pusat tersebut. Sekitar 90 pasangan menikah setiap tahun dengan dukungan dari pusat tersebut.

Prefektur Tochigi, sebelah utara Tokyo, menggunakan sistem serupa. Katsuji Katayanagi dari pusat dukungan pernikahannya mengatakan, “Kaum muda cenderung menyerahkan segalanya kepada orang lain, jadi menurut saya, terkadang kita harus meminta data besar untuk menyemangati pasangan kita.”

Di beberapa sistem, pengguna menjawab lebih dari 100 pertanyaan. AI akan menganalisis kualitas yang dicarinya dari calon mitra berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan sebaliknya sebelum memperkenalkan kedua belah pihak satu sama lain.

Di prefektur Saitama, dekat Tokyo, tempat sistem ini diperkenalkan pada tahun 2018, terdapat 139 pasangan pada akhir November tahun lalu. Beberapa dari mereka setuju untuk bertemu dengan seseorang yang tidak mereka pilih sendiri, dan pejabat pemerintah mengatakan pengaturan tersebut “akan memberikan pertemuan yang unik”.

Kabupaten Shiga meluncurkan pusat dukungan pernikahan online pada tahun 2022, karena pandemi Covid-19. Mereka menggunakan rencana yang mirip dengan yang diambil Saitama. Hingga akhir Januari, 13 pasangan telah memutuskan untuk menikah melalui support center. Enam di antaranya bekerja dengan mitra yang didukung AI.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Erick Ungkap Realisasi Serapan Kementerian BUMN Hingga 98,57 Persen
Next post Anggaran China untuk Insentif Kendaraan Listrik Lebih Besar dari Belanja APBN RI