Gejala Disleksia pada Orang Dewasa, Salah Satunya Sulit Mengingat Singkatan

Read Time:2 Minute, 37 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Disleksia biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak, namun gejalanya mungkin tidak dikenali pada anak-anak, sehingga gejala disleksia juga bisa ditemukan pada orang dewasa.​

Gejala disleksia pada orang dewasa seringkali mirip dengan gejala disleksia pada anak-anak.

Gejala disleksia pada orang dewasa sering kali diakibatkan oleh tantangan dalam tata bahasa dan ejaan, pemahaman bacaan, kelancaran membaca, struktur kalimat, dan produksi kalimat yang dalam. Penderita disleksia umumnya mengalami keterlambatan dalam berbicara, membaca, dan menulis di awal kehidupannya.​

Seperti dilansir Forbes pada Rabu, 3 Juli 2024, orang dewasa penderita disleksia mungkin menunjukkan ciri-ciri dan gejala berikut: Memiliki riwayat bicara awal, keterlambatan membaca dan menulis, membaca dengan kecepatan membaca lambat, dan/atau kesulitan mengetik kata pendek atau bagian dari kata besar dalam jangka waktu yang lama. Belajar dengan lantang Kesulitan mengingat singkatan Kesulitan memahami atau mengingat informasi yang dibaca Cenderung menghindari membaca dengan suara keras atau diam-diam Saat membaca sendiri atau dengan suara keras Merasa kesal saat membaca Harga diri rendah dalam membaca dan menulis Lebih suka menjawab pertanyaan ketika isinya dibacakan daripada dibacakan. Harus membaca teks sendiri Kesulitan dalam aktivitas sehari-hari seperti interaksi sosial, memori, dan manajemen stres karena frustrasi dan kecemasan yang disebabkan oleh disleksia Kesulitan menulis menggunakan tangan atau keyboard (disgrafia) atau kesulitan dengan matematika (diskalkulia) Attention Deficit Hyperactivity Gangguan (ADHD) Rasa bersalah akibat menghindari membaca di depan atau di depan anak.

Dalam definisi paling sederhana, disleksia adalah gangguan perkembangan belajar yang menyebabkan kesulitan membaca dan menulis.

“Dysleksia adalah ketidakmampuan belajar yang disebabkan oleh genetik yang menyebabkan kesulitan menggunakan bentuk kata tertentu pada usia berapa pun,” kata Rebecca, pakar pembelajaran praktik swasta dan pendiri Ivy Prep Learning Center.

Disleksia membuat sulit untuk mencocokkan huruf dalam kata dengan bunyi yang dihasilkannya (keterampilan yang disebut decoding).

Namun, meskipun penderita disleksia biasanya lambat membaca, mereka sering kali menunjukkan kemampuan berpikir dan kreatif yang baik.

“Orang dengan disleksia mungkin memiliki kemampuan pemecahan masalah konseptual yang baik atau bahkan sangat baik, namun mereka mengalami kesulitan memecahkan kode fonetik dan membaca kata dengan benar,” kata Manis.

Manis menambahkan, disleksia tidak hanya membuat sulit membaca dan mengeja, tetapi juga mempersulit penyerapan ide dari apa yang dibaca secara efisien dan efektif.

Para ahli percaya bahwa mayoritas orang menderita disleksia perkembangan. Artinya disleksia disebabkan oleh faktor genetik dan/atau sudah ada sejak lahir.

Penelitian menunjukkan bahwa bahkan orang yang tidak mengalami gejala disleksia saat masih anak-anak pun dapat menderita disleksia sepanjang hidupnya.

Hal ini dapat disebabkan oleh cedera otak seperti stroke, stroke, atau kecelakaan yang mengakibatkan cedera otak traumatis atau gegar otak parah yang memerlukan evaluasi dan pengobatan medis.

Meskipun penyebab pasti dari disleksia tidak diketahui, para peneliti percaya bahwa disleksia mungkin disebabkan oleh faktor genetik.

“Dysleksia biasanya dianggap sebagai kondisi bawaan yang menetap,” kata Dr. Andrew Kahn, psikolog di Anderstude.

Untuk mengetahui apakah orang dewasa menderita disleksia memerlukan evaluasi formal oleh psikolog klinis, neuropsikolog, psikolog pendidikan, atau spesialis ketidakmampuan belajar lainnya.

Penilaian biasanya mencakup tes yang menguji kelancaran membaca, akurasi membaca, pemahaman membaca, dan pemahaman mendengarkan.

Menurut Khan, tes tersebut meliputi: Membaca dan memahami teks.

“Evaluasinya mencakup melihat riwayat keluarga penderita disleksia,” kata Kim Yong-seok, profesor dan ketua departemen di Universitas California, Irvine.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Merugi Rp9,5 Triliun, Grup GoTo Unjuk Gigi di Pameran Ecommerce China
Next post Gandeng Supreme, Ducati Rilis Motor Edisi Terbatas Streetfighter V4