JAKARTA – Rapat prakoordinasi (pra-rakor) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perhubungan (Kemendes PDTT) yang diawali dengan rapat koordinasi transportasi dilaksanakan di Makassar pada 5-8 Mei 2O24.
Dalam prakoordinasi rapat tersebut, Kepala Kantor Sigit Mustofu memberikan instruksinya kepada para kepala bagian migrasi. Direktur Eksekutif yang mendampingi Prinsipal Pratama di lingkungan Kantor Pusat PPKTrans menyampaikan beberapa hal penting antara lain penyelesaian tujuan RPJMN 2O2O-2O24, percepatan penyelesaian, pengelolaan aset negara (BMN).
Selanjutnya rakor akan dibuka dan dilayani langsung oleh Menteri Desa PDTT pada Senin (6/5/2024). Rakor kali ini mengangkat tema “Mencapai tujuan rencana RPJMN 2O2O-2O24: Mewujudkan wilayah migrasi yang mandiri dan berdaya saing.”
“Tujuan dari rapat koordinasi ini antara lain untuk mengkonsolidasikan kinerja lintas lembaga dalam menyelesaikan tujuan RPJMN 2O2O-2O24, menyelaraskan rencana pembaharuan daerah dengan kebutuhan dan arah kebijakan daerah yang terus berkembang, menjajaki peluang tren migrasi saat ini terkait dengan pembiayaan perumahan alternatif dan pembangunan ekonomi.” persoalan perikanan melalui papan diskusi”, ujarnya dalam sambutan kepada media (5/5/2024).
Rakor ini juga mengundang jajaran lintas kementerian/lembaga pendukung antara lain Deputi Pembangunan Daerah Bappenas, Direktur ATR/BPN Pengelolaan Kementerian Pertanian, Direktur PUPR Kementerian Perumahan Rakyat dan CEO. Budidaya perikanan akan berada di bawah pengawasan Kementerian Perikanan dan Perikanan dan Wakil Rektor Bidang Pembangunan Pedesaan, Daerah Tertinggal dan Kantor Migrasi.
Selain itu, Sekjen Sigit memaparkan Perpres 19/2O24 tentang Transportasi yang merupakan peraturan baru di bidang transportasi yang merupakan bab penting untuk membangun dan mengembangkan transportasi baru di masa depan.
Sigit juga mengingatkan seluruh satuan kerja yang telah berkontribusi dalam mendukung dan memantapkan aksi yang diterima dalam peralihan undang-undang pada tahun 2024, untuk segera mempercepat proses pengadaan barang dan jasa serta mengoordinasikan DPR untuk mempercepat hasil perekonomian.
Dulu migrasi pertama terjadi pada tahun 1905. Setelah Indonesia merdeka, migrasi kembali diadakan untuk pertama kalinya pada tahun 1950. Sejak saat itu hingga saat ini, program migrasi telah berjalan selama 74 tahun.
Beberapa sumber penting dari program migrasi selama perjalanannya antara lain perpindahan, pengorganisasian dan pemukiman penduduk sekitar 2,2 juta keluarga atau sekitar 9,2 juta jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk yang begitu besar kemudian memulai pembangunan di wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi baik dari segi akses maupun sumber daya. Perkembangan wilayah yang terjadi akibat migrasi tersebut kemudian mampu membentuk wilayah administratif baru yaitu 1.567 desa akhir, 466 ibu kota provinsi, dan 116 ibu kota provinsi.