Google Pecat Karyawan yang Memprotes Kesepakatan dengan Israel

Read Time:1 Minute, 33 Second

CUPERTINO — Google telah memecat seorang karyawan yang secara terbuka memprotes pekerjaan perusahaan tersebut untuk militer Israel.

Seorang mantan karyawan, seorang insinyur Google Cloud, berdiri dan berteriak: “Saya menolak menciptakan teknologi yang memungkinkan genosida atau pengawasan” saat presentasi oleh kepala divisi Google di Israel.

Menurut Indian Today (15/03/2024), Google membenarkan adanya PHK tersebut.

“Awal pekan ini, seorang karyawan melecehkan rekannya yang sedang memberikan presentasi, sehingga mengganggu acara resmi yang disponsori perusahaan. “Perilaku ini tidak dapat diterima, apa pun masalahnya, dan karyawan tersebut telah dipecat karena melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara Google Bailey Thomson.

Meski berujung pada pemecatan, karyawan tersebut menilai kerja sama Google dengan Israel, yakni proyek Nimbus, sangat meresahkan Palestina. Project Nimbus adalah kontrak pemerintah Israel senilai $1,2 miliar untuk akses ke layanan cloud dari Google dan Amazon.

Proyek yang ditandatangani pada tahun 2021 ini langsung memicu protes sengit dari ratusan karyawan Google dan Amazon, yang kemudian menerbitkan surat terbuka menentang kesepakatan tersebut.

“(Proyek ini) akan memungkinkan pengawasan berkelanjutan dan pengumpulan data ilegal terhadap warga Palestina,” kata para pejabat, seperti dilansir The Verge, Jumat (15/3/2024).

Oposisi juga diwakili oleh No Tech For Apartheid, yang berpendapat bahwa proyek Nimbus terlalu mengekang kebebasan berpendapat.

“Tujuan Google jelas: perusahaan berusaha membungkam karyawannya untuk menyembunyikan penyimpangan moralnya,” kata organisasi itu menanggapi pemecatan salah satu karyawannya.

“Saat para insinyur perangkat lunak cloud bekerja pada teknologi penting yang memungkinkan Project Nimbus dijalankan di pusat data Israel yang berdaulat, para karyawan ini mengungkapkan keprihatinan pribadi yang mendalam tentang dampak langsung dan kekerasan dari pekerjaan mereka,” lanjut No Tech For Apartheid.

Perdebatan ini membuktikan bahwa pecahnya konflik Israel-Palestina berdampak pada banyak sektor, termasuk teknologi. Sejak Oktober 2023, karyawan Google melakukan “walk-in” di kantor perusahaan di San Francisco untuk memprotes kontrak layanan cloud.

Setelah itu, lebih dari 600 karyawan menandatangani surat yang meminta Google untuk berhenti mensponsori konferensi Mind the Tech, Wired melaporkan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Bikin Bumil Bahagia dan Persalinan Lancar, Simak Panduan Olahraga Aman di Setiap Trimester
Next post BMKG Manfaatkan Seluruh Teknologi untuk Mitigasi Tsunami Erupsi Gunung Ruang