designsuperstars.net – Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen dari 4,25 persen, menyusul langkah serupa pada September lalu dengan besaran yang sama.
Selain suku bunga dasar, bank sentral juga menaikkan suku bunga simpanan dan pinjaman masing-masing sebesar 50 bps menjadi 4 persen dan 5,5 persen.
“Keputusan ini merupakan langkah proaktif, proaktif, dan berwawasan ke depan untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi atau terlalu tinggi,” kata Gubernur BI Perry Vargeo saat mengumumkan hasil Rapat Gubernur Oktober 2022. Kamis (20/10/2022).
Dia mengatakan, keputusan tersebut diambil dengan tujuan untuk memperkuat inflasi inti ke depan agar mencapai target 2-4 persen pada paruh pertama tahun 2023 dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupee.
Seiring dengan penguatan dolar AS yang terus berlanjut, keputusan tersebut diperkirakan akan berdampak pada nilai tukar rupee dan fundamentalnya. Meskipun permintaan dalam perekonomian domestik meningkat, ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi.
Dengan meningkatkan konstruksi suku bunga di pasar uang agar sesuai dengan standar suku bunga, dengan memperkuat siklus moneter. BI terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi. .
Hal ini semakin menstabilkan nilai tukar rupee dan penjualan atau pembelian SBN di pasar sekunder terus berlanjut. Pinjaman/Pembiayaan Bank untuk Dunia Usaha.
Perry Warjiyo terus menerapkan kebijakan makroprudensial yang fleksibel untuk meningkatkan penyaluran/dana perbankan kepada dunia usaha dan mengupayakan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan melakukan kajian mendalam terhadap respons tersebut. Suku bunga kebijakan bunga pinjaman baru.
“BI akan memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendorong digitalisasi lembaga perbankan dan non perbankan (LSB),” ujarnya.
Perry mengatakan BI akan memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya serta memfasilitasi penerapan insentif investasi dan perdagangan di sektor-sektor prioritas melalui kerja sama dengan lembaga terkait.
Pada KTT Pemimpin G20 pada November 2022, Presiden Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Kementerian Keuangan mengenai enam prioritas G20.