Hati-Hati Modus Penipuan Menyamar Jadi Atasan Kantor

Read Time:3 Minute, 22 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Menjelang Idulfitri, sejumlah perkantoran sudah mulai libur setidaknya hingga usai Hari Raya. Meski begitu, beberapa pekerja tidak bisa meninggalkan tempat kerjanya sepenuhnya. Mereka tetap harus tetap online untuk terhubung dengan kantor atau rekan kerja, jika ada urusan.

Sayangnya, di hari raya ini, para karyawan juga menjadi sasaran para penipu, salah satunya menyamar sebagai bos di kantor.

Berdasarkan temuan Kaspersky, penipu menyebut korbannya menyamar sebagai atasan langsung, atau bahkan manajer perusahaan. Penipu ini memperingatkan korbannya tentang situasi buruk yang sedang terjadi. Faktanya, 99 persen dari keadaan darurat ini adalah skenario yang diciptakan oleh para penipu.

Menurut Caspressi, ketika menyangkut program, penipu dapat menjelaskan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan tergantung pada situasi spesifik negara. Hal ini mungkin melibatkan regulator, polisi, atau mitra bisnis. Penipu kemudian akan menyarankan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan korban.

Berikut cara mengidentifikasi skema penipuan yang mengatasnamakan atasan: 1. Kewenangan atasan, atau kepercayaan terhadap seseorang yang dikenal korban

Kebanyakan orang saat ini mulai menolak permintaan aneh dari orang asing. Mulai dari orang asing yang menyamar sebagai polisi, pegawai bank dan lain-lain.

Oleh karena itu, cara yang digunakan adalah seseorang yang terlihat cukup dekat dengan korban dinilai efektif untuk membuat korban terjerumus ke dalam jebakan. Dalam kasus ini, penipu sering kali memilih profil eksekutif tingkat C sebagai umpan.

Pertama, mereka mempunyai kekuasaan; Kedua, kemungkinan besar korban mengenal orang tersebut. Namun terdapat variasi dalam skema ini dimana penipu berperan sebagai rekan dari departemen penting, yang mungkin tidak dikenal secara pribadi oleh korban.

Skemanya bermula ketika supervisor alias penipu menawarkan korban untuk membicarakan detail masalahnya di kantor melalui kontraktor luar yang akan menghubungi korban.

Orang-orang yang ditugaskan ini dapat berupa petugas hukum atau pajak, pegawai bank, auditor dan lain-lain. Pengawas juga menginstruksikan korban untuk membantu orang-orang di lantai atas dengan segala kebutuhannya. 3. Permintaan mendesak agar korban tidak berpikir terlalu lama

Permintaan dari atasan bermacam-macam, mulai dari audit yang mendesak, kebutuhan rekanan yang mendesak dan lain-lain. Oleh karena itu, korban ‘terpaksa’ bertindak sekarang juga.

Dalam kasus ini, penipu sering melakukan sebagian percakapan melalui telepon, memberitahu korban untuk tidak menutup telepon sampai uang ditransfer. 4. Kerahasiaan

Untuk menghindari campur tangan pihak lain dalam penipuan tersebut, pelaku sejak awal memperingatkan korban bahwa membicarakan masalah tersebut dengan siapa pun dilarang dan dapat menimbulkan akibat yang berbahaya.

Kaspersky menyarankan setiap orang untuk selalu memverifikasi informasi, meskipun ada ancaman dari penipu. Yuk simak tipsnya di sini: 1. Tetap tenang dan jangan panik

Penipu bertujuan untuk membuat korbannya kehilangan keseimbangan. Untuk itu, tetap tenang dan periksa kembali semua faktanya. Sekalipun pihak lain bersikeras bahwa korban tidak menutup telepon, korban selalu dapat berpura-pura bahwa panggilan tersebut telah terputus. Ini akan memberi mereka banyak waktu untuk memeriksa fakta. 2. Perhatikan alamat pengirim, telepon dan nama pengguna.

Jika Anda terbiasa berkomunikasi dengan atasan melalui email, namun tiba-tiba menerima pesan instan tentang namanya dari nomor tak dikenal, inilah saatnya menyimak.

Jika korban terus-menerus berbicara dengan bosnya melalui aplikasi pesan instan dan tiba-tiba mendapat pesan tanpa riwayat panggilan, itu berarti seseorang menggunakan akun baru, yang merupakan tanda bahaya besar.

Jika seseorang yang dikenal korban mengajukan permintaan aneh, apakah ada tanda-tanda orang tersebut penipu? Apakah email mereka tampak tidak biasa?

Apakah korban biasanya memanggil satu sama lain dengan nama depannya, namun apakah mereka menggunakan sapaan formal? Cobalah menanyakan sesuatu yang hanya diketahui orang sungguhan. 4. Waspadai tanda-tanda bahaya

Jika atasan atau rekan kerja menekan korban untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa dan meminta untuk merahasiakannya, berhati-hatilah karena ini adalah tanda penipuan. Oleh karena itu, penting bagi korban untuk memverifikasi informasi yang diperoleh dan memastikan identitas pihak lain. 5. Tanyakan pada rekan Anda

Sekalipun Anda diminta untuk “menjaga kerahasiaan”, tergantung jenis permintaannya, tidak salah untuk mengonfirmasi informasi tersebut kepada rekan kerja. Jika Anda menerima pesan yang tampaknya berasal dari seseorang di departemen akuntansi, hubungi orang lain di departemen tersebut. 6. Memperingatkan rekan kerja dan penegak hukum setempat

Jika trik mereka tidak berhasil pada korban, mereka akan mencoba cara selanjutnya yaitu dengan menyasar organisasi dan rekan kerja. Peringatkan rekan kerja demi keselamatan, dan laporkan upaya penipuan kepada polisi.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Hujan Badai Terjang Arab Saudi, Mobil-Mobil Terseret Banjir
Next post Spesifikasi Senapan Serbu H&K G3 yang Ada di Bendera Hizbullah