IHSG Tersungkur 1,25% pada 22-26 Januari 2024, Investor Asing Jual Saham Rp 535,72 Miliar

Read Time:4 Minute, 34 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkinerja buruk pada perdagangan 22-26 Januari 2023. Revisi IHSG diyakini dipengaruhi sentimen global.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (27 Januari 2024), IHSG turun 1,25 persen menjadi 7.137,08 dari 7.227,40 pada pekan lalu. Revisi IHSG juga mengikuti kapitalisasi pasar saham. Kapitalisasi pasarnya turun 0,65% menjadi 11.345,77 triliun rupiah dari 11.420,46 triliun rupiah pada minggu sebelumnya.

Rata-rata frekuensi perdagangan saham harian sebanyak 1.127.246, turun 8,73% dari 1.235.025 pada minggu sebelumnya. Rata-rata volume perdagangan harian perseroan sebanyak 15,56 juta lembar saham pada minggu ini, turun 14,75% dari 18,25 juta lembar saham pada minggu sebelumnya.

Selama akhir pekan, investor asing menjual Rp 1,05 triliun. Selama sepekan, investor asing melepas saham senilai Rp 535,72 miliar. Pada tahun 2024, investor asing mencatat aktivitas pembelian saham sebesar Rp 5,78 triliun.

Sedangkan rata-rata nilai perdagangan harian meningkat 6,84 persen menjadi Rp 11,41 triliun dari Rp 10,68 triliun pada minggu sebelumnya.

Associate Director Pilarmas Investindo Securitas Maximilianus Nicodemus mengatakan, IHSG pekan ini dipengaruhi perkembangan global. Pertama, kita mulai dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif. Perekonomian AS mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 2,5% pada tahun yang sama, melebihi ekspektasi pasar sebesar 2%. Hal ini menunjukkan perekonomian AS tetap kuat dan pasar yakin bank sentral AS tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.

“Sementara itu, Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga tidak berubah di 4,5% dan memberi sinyal penurunan suku bunga mulai pertengahan tahun,” kata Nicodemus.

Secara terpisah, Bank Rakyat Tiongkok juga mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun tidak berubah. Nicodemus menambahkan, pelaku pasar juga mencermati kebijakan moneter bank sentral Jepang dan tingkat inflasi Tokyo. “Tingkat inflasi Tokyo diperhitungkan oleh Bank Sentral Jepang dalam menentukan suku bunga. Sejak tahun 2007, Bank of Japan tidak menaikkan suku bunga,” ujarnya.

Obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini. Pada hari Senin tanggal 22 Januari 2024, Obligasi Abadi MNC Capital Indonesia Tahap I 2023 yang diterbitkan oleh PT MNC Capital Indonesia Tbk resmi dicatatkan di IV BEI.

Obligasi tersebut diterbitkan dengan nilai nominal Rp260 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat. Hasil pemeringkatan obligasi PT Pemeringkat Efek India (Pefindo) adalah idBBB+ (Triple B Plus).

Total penerbitan obligasi dan sukuk yang tercatat pada tahun 2024 sebanyak 8 penerbitan dari 7 emiten senilai Rp 6,35 triliun. Sebanyak 547 obligasi dan sukuk yang terdaftar di BEI diterbitkan oleh 128 emiten dengan pembayaran sebesar Rp 461,52 triliun dan USD 32,362 miliar.

BEI memiliki 186 seri surat berharga (SBN) dengan nilai Rp 852,238 miliar dan USD 502,1 juta. 10 efek beragun aset (EBA) senilai Rp 3,25 triliun;

Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah pada perdagangan saham Jumat (26 Januari 2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah tekanan pada saham-saham dari investor asing dan sebagian besar sektor ekuitas yang menjual saham.

IHSG turun 0,57% menjadi 7.137,08 menurut data RTI. Indeks LQ45 turun 0,87% menjadi 951,49. Sebagian besar indeks saham acuan berada di bawah tekanan.

Hingga akhir pekan ini, IHSG tertinggi 7.178,12 dan terendah 7.099,08. Sebanyak 346 saham melemah sehingga menekan IHSG. 183 saham menguat. Dia memegang 237 saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.098.774 dan volume perdagangan sebanyak 17,1 miliar lembar saham. Jumlah transaksi per hari sebesar 10,3 triliun rupiah.

Jumat ini, investor asing menjual Rp 1,05 triliun. Investor asing diperkirakan akan membeli saham senilai Rp 5,7 triliun pada tahun 2024. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.810.

Sebagian besar sektor saham (IDX-IC) tertekan, kecuali sektor keuangan yang naik 0,20%, sektor real estate yang naik 0,44%, dan sektor infrastruktur yang menguat 0,12%.

Di sisi lain, sektor transportasi mencatatkan penurunan terbesar yaitu turun 2,42%. Sektor energi melemah 0,97%, sektor fundamental melemah 0,32%, sektor industri melemah 0,34%, dan sektor siklikal melemah 0,64%.

Saham-saham lain yang turun 0,71% berada pada sektor siklikal, 0,36% pada sektor kesehatan, dan 1,31% pada sektor teknologi.

Harga saham di kawasan Asia-Pasifik turun pada hari Jumat pekan ini seiring turunnya stok kendaraan listrik di kawasan tersebut untuk hari kedua berturut-turut. Sementara itu, investor juga mencerna data inflasi dari Tokyo.

Saham CNBC, Xpeng dan Li Auto turun lebih dari 4%. Sedangkan saham BYD turun 4,2%. Indeks Hang Seng turun 1,8%, dan Indeks Saham Teknologi Hang Seng turun 4%.

Saham Tesla turun 12% di Wall Street pada Kamis, 25 Januari 2024. Kegagalan raksasa mobil listrik itu memenuhi perkiraan laba dan peringatan perlambatan penjualan mobil pada 2024 juga memicu aksi jual saham perusahaan mobil listrik. . di Asia

Indeks CSI300 Tiongkok turun 0,27% menjadi berakhir pada 3.333,82, membalikkan kenaikan 2% di sesi sebelumnya. Pekan ini, Indeks Hang Seng menguat 4,2%.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,34% dan berakhir di bawah 36.000 yen pada 35.751,07 setelah laporan inflasi Tokyo bulan Januari lebih rendah dibandingkan bulan Desember. Inflasi Tokyo dianggap sebagai indikator utama inflasi nasional. Indeks TOPIX turun 1,35% menjadi 2.497,65.

Tingkat inflasi Tokyo adalah 1,6% pada bulan Januari, 2,4% dan 2,1% pada bulan Desember.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,3% menjadi 2.478,56. Indeks Kosdaq naik 1,64% menjadi 837,24.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Menuju Euro 4, Gaikindo Dukung Penggunaan Bahan Bakar Lebih Bersih
Next post Perdana Menjajal BYD Dolphin di Negeri Asalnya, Sebelum Resmi Masuk Indonesia