Yakarta – Penelitian terbaru menawarkan visi baru masa lalu Bumi dengan hipotesis bahwa Bumi sekitar 466 juta tahun yang lalu memiliki sistem cincin. Hipotesis ini dapat menjelaskan berbagai fenomena geologis dan iklim yang sebelumnya dikonfirmasi kepada para peneliti.
Baca juga: Monster raksasa rawa bumi yang berkuasa ditemukan
Menurut penelitian ini, pada awal periode penulisan, bumi dapat memiliki cincin yang mirip dengan cincin Saturnus.
Cincin ini dapat dibentuk dari puing -puing untuk bahan yang mengorbit tanah, mungkin hasil dari tabrakan besar dengan asteroid atau komet. Ada beberapa alasan ilmiah yang mendukung hipotesis ini:
Ada sekitar 21 kapal pesiar tabrakan pada periode ini yang berada pada jarak 30 derajat dari Ekuador de la Earth. Ini tidak sejalan dengan distribusi acak kawah di planet lain seperti bulan atau pawai.
Secara umum, kawah tabrakan di Bumi meluas lebih seragam karena pengaruh atmosfer dan faktor -faktor lainnya. Studi ini menunjukkan bahwa jika tanah memiliki cincin, cincin cincin dapat meningkatkan frekuensi tabrakan di dekat Ekuador.
Profesor Andy Tomkins dan timnya menganalisis faktor -faktor spesifik untuk menentukan lokasi kemungkinan kawah tabrakan dari urutan ketertiban.
Mereka mengecualikan area yang tidak cocok untuk menyimpan kawah, seperti area yang terkubur oleh sedimen atau es, atau yang terkena aktivitas tektonik. Hasilnya menunjukkan bahwa distribusi kawah setuju dengan cincin yang mengelilingi tanah pada waktu itu.
Jika tanah memiliki cincin pada waktu itu, efeknya bisa lebih dari sekadar meningkatkan frekuensi tabrakan. Cincin ini dapat mempengaruhi iklim global dengan cara berikut:
Cincin dapat memantulkan atau menyaring bagian sinar matahari yang mencapai permukaan bumi, mempengaruhi suhu dan pola dalam iklim global. Ini dapat menjelaskan periode iklim yang tidak biasa atau fluktuasi suhu yang dicatat dalam elemen geologis selama periode itu.
Limbah debu dan cincin dapat mempengaruhi atmosfer bumi, mengubah komposisi dan dinamika atmosfer. Ini dapat mempengaruhi pola hujan, suhu dan bahkan kemungkinan mengubah pola angin global.
Selain efek geologis dan iklim, keberadaan sistem cincin juga dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan. Perubahan iklim dan frekuensi tabrakan dapat menciptakan kondisi lingkungan yang berbeda, mempromosikan pengembangan spesies dan mempercepat atau memperlambat kehidupan selama periode penulisan.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memverifikasi hipotesis ini dan memahami implikasinya lebih mendalam. Jika temuan ini telah terbukti mengubah cara kita memahami sejarah bumi dan dinamika planet kita.