Indosat Tanggapi Isu Merger XL Axiata-Smartfren: Tiga Operator Bisa Bikin Industri Lebih Sehat
designsuperstars.net, Jakarta – Indosat Ooredoo Hutchison, perusahaan hasil merger Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia, menyikapi persoalan merger XL Axiata-Smartfren Telecom (Smartfren).
Mohd Buldansah, direktur dan chief business officer Indosat Oredu Hutchison, mengatakan tingkat persaingan di industri telekomunikasi sangat ketat. Jadi, menurutnya, semakin sedikit pemain yang bisa membuat industri telekomunikasi menjadi sehat.
Berkaca dari pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi yang mendorong konsolidasi XL Axiata dan Smartfren, Buldansah mengatakan lebih cepat lebih baik jika kedua rival Indosat itu memutuskan merger.
“Kami berharap yang terbaik bagi mereka, lebih cepat lebih baik. Hal ini sudah beberapa kali disampaikan Menteri,” kata Buldansah.
Bicara industri telekomunikasi yang sehat, masih ada empat operator di Indonesia yang berlomba-lomba mencari pelanggan sebanyak-banyaknya.
Pria yang akrab disapa Danny ini mengatakan, banyaknya operator di masa lalu sudah biasa bersaing untuk merebut hati pelanggan melalui perang tarif.
“Kalau satu operator perang harga, pasti yang lain ikut. Sekarang (hanya empat operator), lebih baik dibandingkan tiga atau empat tahun lalu, karena saat itu kalau tidak mulai perang harga operator sangat terpuruk. Di pasar,” kata Buldansah kepada media di Indosat Oredu Hutchison Iftar, Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Bagi pembeli, harga masih menjadi isu sensitif, kata Buldansah. Ia juga tidak menjamin jika hanya ada tiga operator maka perang harga akan langsung berhenti.
Namun, jika melihat ke belakang tiga atau empat tahun lalu, seperti yang dikatakan Buldansah, lingkungan bisnis ketika semakin banyak operator telekomunikasi membuat perang harga tidak dapat dihindari.
Tentunya dengan harga layanan yang semurah itu, besaran keuntungan yang didapat operator menjadi terbatas. Di sisi lain, untuk membangun infrastruktur dan memasuki pasar baru, operator membutuhkan modal yang besar. Hal ini membuat industri tidak nyaman.
Menurut lulusan ITB ini, dengan hanya tiga operator (XL Axiata dan Smartfren) dan bisnis yang sehat, operator masih bisa berkembang.
“Menurut saya, selama (harga) masih terjangkau maka pertumbuhan pelanggan akan terus meningkat, padahal secara garis besar, kalau kita lihat setahun terakhir, harga tidak turun, kalau tidak naik signifikan. katanya.
Namun situasi kenaikan harga layanan ini tidak menghambat pertumbuhan operator dalam hal jumlah pelanggan.
“Pertumbuhan pelanggan tetap terjaga, artinya kenaikan harga tidak membuat pelanggan jera. Apalagi internet kini sudah menjadi kebutuhan pokok,” kata Buldansah.
Penyebabnya adalah penggunaan internet yang semakin meningkat. Namun, hal ini juga terjadi pada konsumen yang semakin cerdas dalam menentukan pilihan terkait aktivitas digital masing-masing.
“Penggunaannya semakin meningkat, karena nilainya sekarang semakin baik dan (pelanggan) punya lebih banyak pilihan, kalau saya tidak mau streaming, saya kurangi, saya kurangi kewaspadaan untuk kebutuhan yang lebih penting,” ujarnya.