Iran Vs Israel, Harga Minyak Siap-Siap Tembus USD 100 per Barel

0 0
Read Time:2 Minute, 40 Second

designsuperstars.net, Jakarta Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Totoka Ariadji, memproyeksikan harga minyak mentah Indonesia akan mengalami tekanan akibat konflik Iran dan Israel.

Menurut dia, konflik ini berpotensi mendorong ICP ke kisaran 5-10 dolar per barel. Kemungkinan harga minyak ICP mencapai USD 100 per barel mungkin saja terjadi. “Jadi ini masih pandangan dan kajian kami, jadi menurut kami harga minyak (ICP) akan mengalami tekanan ke atas dan tekanan ke atas itu akan tercermin pada premi risiko jika dalam pandangan kami 5-10 USD per barel, kata Totoka. Dalam rapat di Kementerian ESDM, Selasa (16), jika “sekarang sudah 90 dolar per barel, maka kalau menurut kita harga tersebut bisa dinaikkan hingga hampir 100 dolar per barel”.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian ESDM, ICP per 12 April 2024 sebesar US$89,51 per barel. Menurut Tutoka, sebelum Iran menyerang Israel, harga minyak naik sekitar lima dolar per barel per bulan.

Selain itu, jelas Totoka, Indonesia sendiri masih mengimpor minyak mentah dan bahan bakar. Oleh karena itu, jika harga minyak mentah dunia meningkat maka akan berdampak pada harga minyak impor dan minyak itu sendiri.

Otomatis kalau impor minyak mentah meningkat, akhirnya BBM juga meningkat. Kita kebanyakan impor minyak dari Singapura dan Malaysia. Ini yang disimulasikan. Kita minta Pertamina simulasikan apa hasilnya. , ” jelasnya. Lalu ke atas dan ke bawah

Meski ICP diperkirakan naik, namun diperkirakan kembali turun. Hal ini terlihat dari ketegangan antara Iran dan Israel. Jika terus memanas, dampak kenaikan harga ICP tidak akan bisa diubah.

“Tapi menurut saya kenaikannya mungkin akan naik lalu turun, tapi kita tidak boleh lengah, karena dalam situasi seperti itu, kesalahan kecil pun bisa menjadi besar, itu tidak bisa kita lakukan. , semua negara Bisa dipastikan semuanya berjalan baik karena ada kesalahan dan kecelakaan bisa saja terjadi, jadi kita harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, tutupnya.

Rupee diperdagangkan menguat terhadap dolar AS pada Selasa pasca libur Idul Fitri 2024 akibat ketegangan Iran dan Israel, serta sentimen penundaan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Antara, Selasa (16/4/2024) Pada perdagangan dini hari Selasa, rupiah melemah 240 poin atau 1,51 persen menjadi 16.088 terhadap 15.848 pada 15 April 2024. Setiap dolar AS mengakhiri perdagangan sebelumnya. dolar

“Sentimen pemotongan suku bunga acuan AS yang tertunda dan meningkatnya ketegangan konflik geopolitik telah mendorong dolar AS menguat belakangan ini,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra.

Aristoteles mengatakan, pada hari kerja pertama setelah libur Idul Fitri, nilai rupee melemah terhadap dolar. Indeks dolar AS saat ini bergerak di atas kisaran 106, yaitu sekitar 105 saat libur lebaran dan sekitar 104 sebelum lebaran.

Konflik di Timur Tengah, khususnya serangan balik langsung Iran terhadap Israel, telah meningkatkan ketegangan di kawasan dan meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap munculnya perang baru.

Ia mengatakan perang akan menyebabkan gangguan pasokan, meningkatkan inflasi, menyebabkan perlambatan ekonomi global, menyebabkan pelaku pasar beralih dari aset berisiko ke aset safe-haven, dan harga dolar AS dan emas sebagai aset safe-haven akan menguat. Suku bunga The Fed

Saat libur lebaran, rilis data inflasi konsumen AS bulan Maret sangat ditunggu-tunggu, untuk membaca kemungkinan bank sentral AS atau The Fed akan memangkas suku bunga acuan AS. Sementara itu, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga AS dalam waktu dekat semakin berkurang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto