Jelang Lebaran, Transaksi Digital ke BUMN Dipastikan Aman

0 0
Read Time:3 Minute, 41 Second

designsuperstars.net, Jakarta Momen menjelang libur Idul Fitri tentunya akan ditandai dengan peningkatan jumlah berbagai transaksi keuangan digital. Tidak diragukan lagi, ini adalah fenomena yang mulai beralih dari pembayaran tunai ke pembayaran non-tunai.

Selain itu, digitalisasi juga berdampak besar pada cara masyarakat beralih ke bisnis digital. Namun, sebenarnya ini merupakan tantangan bagi berbagai perusahaan teknologi keuangan untuk bersaing agar berbagai layanan transaksi nasabah digital dapat ditangani dengan baik.

Salah satunya adalah Digital Payment Gateway (GPI) PT melalui aplikasi LinKita yang bertujuan untuk memberikan eksposur yang baik kepada BUMN dan layanan pembayaran digital lainnya pada peak season menjelang Idul Fitri dan seterusnya.

“Komitmen kepada pelanggan tentunya akan kami jaga sekaligus mendukung dunia pembayaran digital di Tanah Air agar tetap stabil meski dalam kondisi musiman, salah satunya adalah Hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, Linkita didukung sistem yang sepenuhnya andal dengan layanan 24 jam sepanjang periode. minggu ini agar transaksi yang ada tetap lancar.” “Karena kami yakin perputaran perekonomian saat Idul Fitri juga ada di dunia digital,” kata CEO PT Digital Payment Gateway Didin Noor Ali seperti dikutip, Minggu (4 Juli 2024).

Linkito mengatakan menjelang Idul Fitri, transaksi pembayaran meningkat signifikan hingga tiga kali lipat dibandingkan musim sebelumnya. Oleh karena itu, dengan dukungan sistem yang terintegrasi dan keamanan yang ketat, lonjakan transaksi dapat tertangani dengan baik.

“Kami sangat berharap dunia pembayaran digital di Indonesia dapat memanfaatkan momentum menjelang Hari Raya Idul Fitri untuk mencetak rekor baik dari sisi transaksi maupun volume. Hal ini tentunya perlu diantisipasi dengan mempersiapkan infrastruktur dan menerapkan sistem pemeriksaan kesehatan untuk mengakomodasi peningkatan transaksi pada libur lebaran tahun ini” LinKita yang memberikan kemudahan PPOB (Payment Point Online Banking), tiket KAI, pulsa paket data, listrik , PDAM, soal pembayaran angsuran, TV berlangganan, asuransi, BPJS dan Telkom serta pembelian tiket pertandingan, optimis.” dia menjelaskan.

 

Sejalan dengan perkiraan pemerintah, Linkita juga memperkirakan puncak lalu lintas keuangan ini akan terjadi antara 4-16 April 2024, sehingga diperkirakan jumlah masyarakat yang berbisnis melalui berbagai saluran pembayaran seperti ATM, pembayaran bank akan meningkat. dan QRIS. ke nilai rata-rata harian pada tahun 2024.

Transaksi pembayaran di seluruh saluran pembayaran diproyeksikan meningkat sekitar 25 persen dibandingkan libur Ramadhan Idul Fitri tahun lalu.

Mengingat literasi keuangan dan pembayaran digital di masyarakat terus berkembang. Bahkan, saat libur lebaran sekalipun, Linkita memperkirakan transaksi akan tetap tinggi karena transaksi dompet digital, debit, dan QRIS di kota-kota asal cukup tinggi pada periode tersebut.

“Dengan digitalisasi pembayaran, LinKita tetap berkomitmen untuk menghadirkan inovasi-inovasi baru untuk terus memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat Indonesia di wilayah yang lebih luas di luar pembayaran elektronik. Sehingga masyarakat bisa lebih leluasa melakukan transaksi non-tunai di masa depan,” pungkas Didin Noor Ali. yang menurutnya pada bulan April awal tahun 2024, jumlah charger LinKita meningkat menjadi lebih dari 19 ribu.

Pemerintah mencatat, UKM kini menguasai hingga 97 persen sektor usaha di Indonesia.

Kementerian Koperasi dan UKM juga mengumumkan pada tahun 2021 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta dan pangsa produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 8,6 triliun.

Dalam webinar pada Selasa (28 Maret 2023), Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan Bagi UMKM, Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Misbahun menjelaskan beberapa alasan mengapa digitalisasi perlu dilakukan oleh UMKM.

Menurutnya, digitalisasi harus dianggap sebagai transisi dari model bisnis tradisional (Pagero) ke digital. Aplikasi ini juga mampu mengefektifkan alur kerja bisnis dan meminimalisir human error. 

Di sisi lain, pembagian kerja menjadi lebih mudah dan biaya operasional dapat ditekan.

Namun Misbahoon menegaskan, digitalisasi juga membutuhkan pendanaan. Oleh karena itu, pemerintah bersiap dengan alokasi anggaran dan pernyataan politik.

Pemberian subsidi KUR [Kredit Usaha Rakyat], alokasi KUR sudah mencapai 300 triliun. Ini menunjukkan pemerintah sangat serius terhadap kebijakan UKM,” jelasnya.

Salah satu yang patut diapresiasi adalah keseriusan Bank Indonesia dalam upaya digitalisasi sistem pembayaran nontunai. Upaya ini dilakukan dalam bentuk QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).

Sejak diluncurkan pada tahun 2019, QRIS berhasil mempersingkat dan menyederhanakan proses transaksi karena masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai. Selain itu, transaksi ini lebih aman karena dikendalikan langsung oleh BI.

Saat ini layanan QRIS digunakan oleh lebih dari 19 juta pengusaha, 90 persen di antaranya merupakan usaha kecil dan menengah. Volume perdagangan pada Juni 2022 meningkat tajam menjadi 9 triliun.

Melihat data tersebut, Misbahun merasa berdampak besar karena keseriusan platform yang dibangun BI bersama banyak mitra, dalam hal ini UMKM. Platform ini masih memiliki masa depan cerah dalam proses digitalisasi UKM.

“Ini semakin kuat, berkembang, dan menjadi cara mudah bagi masyarakat untuk belajar tentang pembayaran digital.” Misbahun menekankan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D jepang slot Slot Gacor 4D